Minggu, 24 Januari 2010

Tujuan Hidup Muslim

Tujuan Hidup

Kesibukan kita sehari hari kadang kadang melupakan kita akan tujuan kita didalam kehidupan ini. Yang penting bagi kita bekerja. Tetapi kita acap kali kurang menyadari apa yang kita cari dalam hidup ini. Orang Cina mencari tiga hal, yakni : Siu, Hok dan Lok. Umur panjang, rezeki banyak dan kedudukan tinggi. Apa itu yang kita cari ? Bukan tidak boleh. Namun itu bukan tujuan utama kita. Orang Barat mencari tiga hal juga, yaitu : Status, Power and Prosperity. Apa itu pula yang kita cari ? Bukan tidak boleh. Sekali lagi, bukan itu yang utama kita cari. Apakah sandang pangan dan papan ? Bukan itu yang kita cari, That’s not the ultimate goal.

Kesemuanya itu berakar dari pemikiran Materialistis. Ada pula yang mengatakan : Life is but holes. Maksudnya ialah bahwa kita melihat dengan lubang mata, makan dengan lubang mulut, bernafas dengan lubang hidung, mendengar dengan lubang telinga. Kita bekerja untuk mengisi lubang kantung. Kita tinggal didalam rumah berupa lubang dan akhirnya satu waktu kita akan memasuki lubang kubur, itulah kehidupan kita, And That’s life.

Didalam legenda orang Pasundan ada ceritera Kabayan . Ketika satu waktu Kabayan ditanya orang : “ Mau kemana Kabayan ?” Dijawab :” Mau keladang !” Ditanya lagi :” Untuk apa engkau pergi keladang Kabayan?” Dijawab :” Untuk menggali lubang !” “Buat apa engkau menggali lubang Kabayan?” tanyanya lagi. “Untuk menanam pisang !” “Buat apa menanam pisang Kabayan ?” Buat Dimakan tentunya!” Jawab Kabayan. “Buat apa engkau makan kebayan ?” dijawab : “Buat tambah tenaga!” “ Dan buat apa menambah tenaga Kabayan?” dijawab lagi : “Untuk menggali lubang !??

Itulah si Kabayan dan kadang kadang juga ulah kita. Oleh Karena itu, sebagai orang Muslim kita perlu untuk mengenal makna kehidupan ini dari sudut Islam, Untuk berbicara segala sesuatu tentang Islam, perlu kita tahu bahwa Rasul ALLAH saw. pernah berpesan pada musim Hajji sebelum beliau wafat. Pesan Beliau adalah :

Dua pegangan pokok
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ .
روَاه البخارى
Artinya :” Telah aku tinggalkan pada kalian dua hal;
yang apabila kalian berpegang pada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat, Itulah Al Qur an dan Sunnah Nabinya.” H.R.Bukhari.

ALLAH menyuruh kita untuk memasuki Islam keseluruhannya, jangan sepotong sepotong. Kita baca dalam Al Baqarah (2) : 208.

Jadilah Muslim yang komplit
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اُدْخُلُوْا فِيْ السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ. البقرة (2) : 208
Artinya :” Wahai orang orang yang beriman, masuklah kalian kedalam Islam keseluruhannya. Dan janganlah kalian mengikuti langkah langkah syaithan, karena syaithan adalah musuh kalian yang nyata.”

Mengapa dikatakan memasuki seluruh sektor ke Islaman secara keseluruhan ? Karena Islam adalah :

Islam is not merely a religion, but it is a complete system of life, of how to manage men and nature according to the will of ALLAH.”

Islam bukanlah sekedar agama, tetapi ia adalah sistim hidup yang lengkap, untuk mengelola manusia dan alam semesta sesuai dengan keinginan ALLAH.

Jadi berbicara tentang Islam ialah berbicara tentang sistim hidup yang lengkap yang meliputi seluruh sektor kehidupan. Karena problemanya adalah bagaimana mengelola, how to manage, maka Islam harus memanage semua yang ada dimuka bumi dan langit ini sesuai dengan keinginan ALLAH. Kemudian bagaimanakah kita dapat mengetahui keinginan ALLAH ? Keinginan ALLAH SWT adalah tertera pada Al Qur an dan Sunnah NabiNya.
Dalam era globalisasi ini tantangan hidup semakin merambah keseluruh segi kehidupan. Thomas Carlyle seorang sejarawan dan kritikus sosial bangsa Inggeris (1795 - 1881) mengatakan bahwa dalam diri manusia ada kekosongan; dan kekosongan itu mesti diisi. Dan isinya mesti Agama, Kalau tidak diisi dengan Agama akan timbul kegelisahan, anxiety, Bahkan beliau mengatakan :”Kegelisahan adalah kondisi orang-orang modern, Anxiety is the condition of modern men !”

Apa iya modernisasi adalah identik dengan kegelisahan ? Secara global memang iya. Nah oleh karena itu kita memerlukan Islam sebagai pegangan hidup.

Kalau Abraham Maslow mengatakan bahwa kebutuhan hidup yang utama ialah Physiological needs atau kebutuhan fisik, karena back ground dia punya kehidupan ialah kapitalisme alias materialisme. Islam bukanlah sistim hidup yang idealis semata. Islam adalah sistim hidup yang ideal realistis. Kita baca pada surah Al Qoshosh (28) : 77 yang berbunyi :

Islam = Ideal Realistis
وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلاَ تَنسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ .
القصص (28) : 77
Artinya:” Dan carilah olehmu akan apa apa yang ALLAH telah anugerahkan kepadamu yaitu kenikmatan akhirat,( jadi disini kita disuruh untuk ideal). Namun janganlah kamu lupakan nasibmu didunia ( bersikap realistislah kamu). Dan berbuat baiklah kamu, sebagaimana ALLAH telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah merusak dimuka bumi ( merusak eco system umpamanya). Karena ALLAH tidak senang kepada orang-orang yang merusak.” Al Qoshosh (28) : 77

Kalau Islam hanya idealis saja, maka ujung ujungnya akan utopis. Kalau sekedar realistis saja maka akhirnya menjadi materialistis.

Tujuan Hidup :
Tanpa disadari pameo kita bersesuaian dengan Abraham Harold Maslow. (1908 - 1970) seorang ahli dibidang Humanistic Psychology” beliau mengatakan bahwa : Yang kita butuhkan pertama tama yaitu kebutuhan fisik. Maka sering kita dengar, Kebutuhan kita ialah Sandang, pangan, papan. Kalau itu merupakan the ultimate goal, atau tujuan utama, maka kita jelas jelas berprinsip materialisme. Maka pantas kalau kita selalu menyerukan Struggle for life, Alias berjuang untuk hidup. Maka prinsip kita adalah, just to eat, Bagaimana kita mempertahankan kehidupan. Yang penting hidup. Karenanya kita tidak mempunyai keberanian untuk mati. Orang orang beriman dizaman Rasul ALLAH saw masih hidup, mereka berani mempertahankan keyakinannya sekalipun harus menempuh kematian, sebab prinsip mereka bukanlah struggle for life, tetapi, Berjuang untuk menegakkan keinginan ALLAH, struggle for the sake of ALLAH.

Kalau prinsip kita struggle for life, maka fikiran kita yang utama ialah ” How To be alive ?” Sekalipun harus berperan sebagai Boot lickers, atau penjilat, yang ibarat orang berenang gaya katak. Keatas menyembah, kesamping menyikut dan kebawah menginjak injak. Orang yang selalu mengacungkan jempol kepada atasan. Inilah yang dilarang ALLAH SWT, dalam Al Qur an surah Fushilat (41) : 25.

Perbuatan para penjilat
وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوْا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْ أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنَّهُمْ كَانُوْا خَاسِرِيْن.َ
فصلت (41): 25
Artinya: “ Dan Kami menyediakan bagi mereka Qorin Qorin (sahabat karib yang selalu menyesatkan). Qorin Qorin tadi memuji muji mereka apa apa yang akan mereka kerjakan dan apa apa yang telah mereka kerjakan. Dan kalau sudah demikian pasti akan terjadi keputusan yang terjadi pada ummat ummat yang terdahulu sebelum mereka. Maka telah berlalu sebelum mereka dari golongan jin dan manusia dan tetaplah sudah keputusan ALLAH sehingga mereka termasuk orang orang yang merugi.” Fushilat (41) : 25.

Jadi apa yang kita cari dipersada bumi ALLAH ini ? ALLAH SWT menjelaskan dalam surah Al Baqarah (2) : 207

Mencari Ridho ALLAH.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوْفٌ بِالْعِبَادِ
البقرة (2) : 207
Artinya:” Sebahagian manusia ada orang orang yang menjual dirinya untuk mencari Ridho ALLAH. Dan ALLAH itu Maha tidak tegaan kepada hamba hambaNya.” Al Baqarah (2) : 207.

Sebagaimana kalau setiap kita mau untuk mendapatkan keridhoan seseorang, tentu harus mau melaksanakan apa yang diperintah dan menjauhkan apa apa yang dilarangnya, maka begitu juga dalam mencapai Ridho ALLAH SWT. Kemudian Bagaimana caranya ?. Dijelaskan oleh ALLAH SWT sendiri pada surah Al Baqarah (2) : 208.

Masuk kedalam islam keseluruhannya.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اُدْخُلُوْا فِيْ السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ(208) . البقرة (2) : 208
Artinya:” Wahai orang orang yang beriman, masuklah kalian kedalam sistim kehidupan Islam secara keseluruhannya. (karena sistim itu adalah sesuatu yang lengkap dan luas, maka jangan sampai kita hanya memasuki sebagian dari sektor pada sistim itu). Dan janganlah kalian mengikuti langkah langkah syaithan, sesungguhnya syaithan itu adalah musuh kalian yang nyata”.

Kalau kita sudah memasuki sistim Islam tadi, maka barulah kita mendapatkan Ridho ALLAH SWT. Namun Ridho ALLAH SWT tidaklah berdiri sendiri. Dia berjalin berkelindan dengan Ridho orang tua. Kita tidak akan mendapatkan Ridho ALLAH kalau orang tua kita tidak Ridho kepada kita. Coba kita perhatikan Al Baqarah (2) : 83 .

Janji ALLAH dengan Bani israil
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إِلاَّ اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَقُولُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيْمُوْا الصَّلاَةَ وَآتُوْا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيْلاً مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُوْنَ(83) . البقرة (2) : 83
Artinya: “ Dan ketika Kami mengambil perjanjian dengan Bani Israil : Tidaklah kalian mengabdi, kecuali kepada ALLAH saja dan terhadap kedua orang tua kalian berbuat baiklah ! Dan juga terhadap kaum kerabat, terhadap anak anak yatim dan terhadap orang orang miskin. Dan hendaklah kalian berbicara dengan manusia dengan baik. Dan tegakkan sholat serta tunaikan zakat. Kemudian sebagian dari kalian berpaling. Hanya sedikit yang tetap teguh. Dan kalian menyimpang.” Al Baqarah (2) : 83.

Dalam surah Al Isra’ (17) : 23 berbunyi :
Akhlaq kepada kedua orang tua.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِْيمًا .الإسرآء (17) : 23
Artinya:” Dan ALLAH Tuhan kamu telah menetapkan : Bahwa janganlah kalian mengabdi kepada selain ALLAH dan terhadap kedua orang tua kalian berbuat baiklah ! Jika salah seorang dari mereka orang tua kalian itu hidup didalam perawatan kalian ataupun salah seorang dari keduanya, maka janganlah kalian berkata “uff” ( ungkapan kasar) . Janganlah kalian bertindak kasar terhadap keduanya, melainkan katakanlah dengan kata kata yang mulia !” Al Isra’ (17) : 23

Jelas kita lihat pada ketiga ayat diatas, bahwa ada hubungan yang begitu erat antara ketaatan kepada ALLAH dengan kasih sayang terhadap orang tua atau birrul waalidain
( بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ) . Karena itu Islam mengkategorikan “durhaka kepada orang tua “ merupakan dosa besar. Didalam istilah Islam durhaka kepada orang tua disebut عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ

Mengucapkan kata "ah" saja kepada orang tua tidak dibolehkan oleh Agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu, sebab seringkali banyak orang yang durhaka kepada keduanya, dan menjadi malin kundang malin kundang modern, seperti suatu kisah di Payakumbuah Padang Mangateh Sumatra Barat:

Seorang ibu tua mendapat surat dari anaknya yang di-Jakarta dengan mengungkapkan kerinduan cinta kasih sayangnya dan mengharapkan kedatangannya ke Jakarta, maka dikirimkanlah uang dan tiket pesawat udara untuknya, dengan merasa bangga siibu memperlihatkan semua itu kepada para tetangganya, maka keesokan harinya diantarlah siibu oleh seluruh tetangganya kelapangan udara dengan ucapan selamat jalan. Namun tiga hari kemudian apa yang terjadi, siibu sudah kembali lagi kerumahnya, ketika ditanya oleh tetangganya siibupun berkata: Hari pertama aku merasa bahagia bisa berkumpul dengan anak mantu dan cucu cucuku, dengan melepas kerinduan yang sudah lamo tidok bersuo.

Begitupun pada hari kedua aku masih merasa senang disana dengan obrolan senda gurau yang menyejukan hati yang sedang rindu, tetapi pada hari ketiga anak wanitaku berkata: Wahai bunda, bundakan tahu bahwa aku bekerja, dan suamiku menantu bundapun bekerja pula, dan yang dirumah hanya cucu cucu dan bunda, pembantu rumah tangga tidak ada, dan baby sister mahal gajihnya, maka oleh karena itu sudilah kiranya bunda menjaga dan menyiapkan makanan untuk kami setelah kembali dirumah dan merawat cucu cucu bunda yang masih kecil ini, siibupun menangis didalam hatinya, rupanya anak dan mantuku bukanlah rindu cinta kasih sayang kepadaku hingga mendatangkan aku dari kampung ke Jakarta ini, melainkan sebagai pengganti pembantu rumah tangganya.

Bagaimana kita bisa mendapatkan Ridho ALLAH, kalau terhadap ibu kita seperti itu. Begitulah Malin Kundang Malin Kundang Modern saat ini. Kalau kita sudah mendapatkan keduanya, yaitu Ridho ALLAH SWT dan Ridho orang tua, maka Insya ALLAH kita akan mendapatkan dua hasil lagi, yaitu Sukses dan bahagia.
Sukses dan Bahagia :
Banyak orang yang menyangka bahwa sukses identik dengan bahagia. Padahal keduanya adalah sesuatu yang jauh berbeda, sebab parameternya berbeda juga.

Sukses diukur dengan apa yang kita hasilkan, sedangkan, Bahagia diukur dengan apa yang kita rasakan.

Karenanya orang yang sukses, seringkali disebut sebagai orang yang berhasil, sedangkan ketika Rasul ALLAH saw
menerangkan arti bahagia beliau berkata : ألسَّعَادَةُ هَاهُنَا !yang artinya: Bahagia itu disini ! sambil beliau menunjuk kedadanya.

Didalam kehidupan sehari hari, kita melihat banyak sekali orang orang yang Sukses, tetapi tidak berbahagia, Ada pula orang orang yang bahagia meskipun tidak sukses.

Howard Hudges adalah orang yang terkaya di Amerika termasuk orang yang sukses, tetapi tidak bahagia. Begitu juga Lord Chesterfield di Inggeris dia Sukses, tetapi tidak bahagia. Tina Onasis pewaris dari kekayaan Aristotle Onasis, menikah sampai empat kali. Bahkan beliau pernah menikah dengan orang Komunis dan tinggal di Rusia. Ketika wartawan Pravda bertanya : Anda adalah seorang Kapitalis yang kaya raya, mau mengawini seorang Komunis dan tinggal disini dalam keadaan yang terlalu sederhana, Apa sebenarnya yang anda cari ?

Tina menjawab : “ I am searching happiness !” Saya sedang mencari bahagia. Dan akhir hidupnya kita baca, beliau mati bunuh diri, Begitu juga kita lihat Marilyn Monru. Bintang film bom sex, mati bunuh diri dikamar mandi. Padahal kekayaan ada padanya. Kemasyhuran memang pakaian hidupnya. Kecantikan ada didia. Hubungannya yang intim dengan mendiang President Kennedy dan para anggota Senat tidak membawanya untuk meraih kebahagiaan.

Makna Sukses :
Sukses didalam Al Qur an dijelaskan pada surah An Nahl (16) : 97 yang berbunyi :

Dengan bekerja kita sukses.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ(97 )
Artinya : “ Barang siapa beramal sholeh biar dia laki laki ataupun perempuan, asal saja dia beriman, maka Kami hidupkan dia dalam kehidupan yang baik, ( sukses). Dan pasti diakhirat akan Kami beri ganjaran mereka dengan ganjaran yang lebih baik dari pada apa apa yang mereka kerjakan. (diganjar dengan kenikmatan akhirat, karena ada unsur keimanan pada hatinya)”. An Nahl (16) : 97.

Dari ayat diatas, kita dapat melihatnya, bahwa untuk sukses kita perlu beramal atau bekerja. ( مَنْ عَمِلَ )

Makna Bahagia :
Sedangkan Bahagia dapat kita lihat pada surah AL An’aam (6) : 82 yang berbunyi :

Dengan iman kita Bahagia.
َالَّذِيْنَ آمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْا إِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ. الأنعام:82
Artinya:” Mereka yang beriman, dan tidak mencampurkan keimanan dengan kesyirikan, bagi mereka itu rasa aman dan mereka akan mendapatkan Hidayah.” Al An’aam (6) : 82.

Dari ayat tersebut diatas dapat kita lihat, bahwa untuk bahagia diperlukan keimanan.( اَلَّذِيْنَ آمَنُوْا )
Sukses dicapai dengan amal atau kerja, sedangkan untuk bahagia dicapai dengan iman . Kerja yang bagaimana ? Dan Praktek keimanan yang bagaimana pula ?

Jadi kita lihat bahwa problema hidup cuma dua. Bagaimana mencapai sukses dan meraih kebahagiaan. Karena problemanya ada dua, maka alat untuk mencapainya juga ada dua, yaitu shabar dan sholat.

Shabar dan Sholat:
Shabar dan Sholat alat untuk mengatasi setiap problema hidup.

Shabar dan sholat alat.
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ
Artinya:” Jadikanlah Shabar dan sholat alat untuk mengatasi problema hidup kalian. Memang berat sholat itu kecuali bagi orang yang khusyu'." Al Baqoroh [2[ : 45.

ALLAH senang pada yang shabar.
يَااَيُّهَاالَّذِ يْنَ آمَنُوْا اِسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلآةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ
Artinya:" Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah Shabar dan Sholat alat untuk mengatasi problema hidup kalian. Sesungguhnya ALLAH sangat menyenangi orang-orang yang shabar." Al Baqoroh [2] : 153.

Ma'na Shabar :
Acapkali makna shabar disalah artikan dengan pengertian yang passive semata. Ditimpuk kakinya: “Untung tidak kena mata!” Ditimpuk kena matanya :” Untung tidak buta !” Ditimpuk buta matanya. “Untung satu yang buta. Ditimpuk dua duanya buta : “Untung tidak mati!” Ini bukanlah shabar yang dimaksudkan oleh Islam. Shabar menurut Islam terdapat pada surah Ali Imran (3) : 146.

4 unsur keshabaran.
وَكَآيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌ فَمَا وَهَنُوْا لِمَا اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَااسْتَكَانُوْا وَ اللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ .آل عمران (3):146
Artinya :" Berapa banyak dari para Nabi bersama para shahabatnya berjuang didalam jalan ALLAH. Maka mereka tiada merasa lemah dalam berjuang [ daya tahan mereka kuat]. dan tidaklah mereka mudah lesu [daya juang mereka tangguh] dan tidak pula mereka menyerah [tidak passive) tetapi active serta creative, Dan ALLAH sangat senang kepada orang yang shabar” .

Jadi shabar itu mengandung 4 unsur:
1. Daya tahan kuat.
2. Daya juang tangguh.
3. Active .
4. Creative dan dinamis.

Jadi shabar menurut Islam lebih dekat kepada pengertian
Steadfast ketimbang Patience. Shabar ialah tekun tabah serta ulet. Dari ayat ini kita lihat sesuai dengan keterangan yang menyatakan bahwa:
A. Untuk Sukses kita harus bekerja.
B. Bekerja dengan Shabar.
C. Shabar dengan pengertian memenuhi 4 persyaratan diatas.

Kini timbul pertanyaan :
a. Mengapa kita mesti mempunyai daya tahan yang kuat ?
Sebabnya ialah karena dalam kehidupan ini kita pasti mendapatkan ujian. Mengapa? Karena hidup adalah tempat ujian. Kita lihat pada surah Al ‘Ankabut (29) : 1 – 3.

Hidup = Tempat Ujian
الم . اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُتْرَكُوْا اَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لآ يُفْتَنُوْنَ ؟ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِيْنَ. العنكبوت (29) :1-3
Artinya:” Alif Lam Mim. Apakah manusia menyangka bahwa Kami akan membiarkan mereka begitu saja setelah mereka mengatakan: Kami telah beriman ! tanpa Kami menguji mereka ? Tidak . Dan benar benar akan Kami uji mereka sebagaimana orang orang dahulu Kami uji, agar Kami dapat membuktikan siapa diantara mereka yang benar dan siapa pula yang berdusta.”

Ujian didalam kehidupan ini.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرْ الصَّابِرِيْنَ(155) . البقرة (2) : 155
Artinya: “ Dan pasti kalian semua akan Kami uji dengan sesuatu berupa ketakutan, kelaparan dan kekurangan. Dibidang harta, diri dan buah buahan. Dan beritakanlah berita gembira bagi mereka yang shabar.” Al Baqarah (2) 155

Dalam kehidupan ini akan kita lihat bahwa ketakutan, kelaparan dan kekurangan itu merupakan problema diri, problema masyarakat dan problema negara.

Siapakah yang mampu mengatasi problema yang tiga itu? ALLAH SWT mengemukakan: Beritakanlah berita gembira bagi mereka yang shabar. Siapakah yang dimaksudkan orang yang shabar itu ? Dijelaskan pada ayat berikutnya ialah :

jangan merasa memiliki.
الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ(156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ
صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ.البقره (2):156-157
Artinya: “ Yaitu mereka yang apabila menerima mushibah, mampu untuk mengatakan : Kami milik ALLAH dan kepada ALLAH kami kembali.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari TUHAN mereka, dan mereka itulah yang mendapat petunjuk.

Apakah maksudnya semua pengakuan itu ?
Kita semua mengetahui bahwa setiap diri kita ini mempunyai “ love object.” Ada yang love objectnya kekayaan, ada pula yang love objectnya anak atau isteri. Ada juga yang love objectnya kedudukan atau profesi. Pendeknya macam macam kita punya love object. Dan semua penderitaan yang kita alami dikarenakan : “ Kita merasa kehilangan object cinta kita itu.” Jadi ada perasaan : “ Lost of love object .” Karena itu Islam menyuruh kita untuk mengatakan :

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
yang artinya :”Kami milik ALLAH dan kepada ALLAH kami dikembalikan .”

ini artinya bahwa kita disuruh oleh ALLAH SWT : Janganlah kalian mengakui bahwa object cinta itu milik kalian, sebab semua adalah milik ALLAH bahkan diri kalian adalah milik ALLAH dan akan kembali kehadhirat ALLAH !

ALLAH SWT mengatakan didalam surah Al Baqarah (2) : 284.
Semua milik ALLAH.
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ(284)
Artinya: “Kepunyaan ALLAH apa yang dilangit dan dibumi. Dan sekiranya engkau nyatakan apa yang didalam hatimu atau engkau sebunyikan, ALLAH akan membuat perhitungan atasnya. Maka diampunilah siapa yang dikehendakiNya (siapa yang pantas) dan disiksanya siapa yang dikehendakinya .(siapa yang pantas). Dan ALLAH atas segala sesuatu Maha Kuasa. (Artinya tidak ada yang tidak mungkin bagi ALLAH SWT )”.

Maka didalam Islam tidak ada unsur Sense of belonging. Adanya sense of belonging menyebabkan kita merasa memiliki. Kalau orang sudah merasaa memiliki, maka satu waktu pasti kehilangan, sebab tidak ada yang kekal dimuka bumi ini. Kita baca Al Qur an surah AL Qoshosh (28) : 88 .
Yang berbunyi :

Semua bakal punah.
وَلاَ تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ . القصص (28) : 88
Artinya : “ Dan janganlah kamu menyeru Tuhan lain selain ALLAH ! Tiada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu akan binasa kecuali wajah ALLAH. Kepunyaan Dia peraturan itu dan kepadaNya kalian akan dikembalikan.”
Begitu jatuh dari kedudukannya Ferdinand Marcos jatuh sakit. Mengapa ? Karena dalam hatinya ada penolakan . “ This is my belonging !” Tak jauh bedanya dengan Syah Iran. Mereka yang begitu memasuki masa MPP sebagai pegawai negeri, langsung lesu dan biasanya kesehatannya menurun. Bukan sekedar tua, tetapi konsepsi dalam benaknya sudah terganggu. This is my belonging. Maka MPP diterjemahkannya sebagai Mati Pelan Pelan.

Jadi kalau bukan mempunyai Sense of belonging, tentu perasaan apa yang harus kita rasakan ? Semua yang ada dimuka bumi ini hanyalah titipan ALLAH. Jadi jangan merasa memiliki. Yang ada hanyalah Perasaan diamanati, atau Sense of Entrustying, atau Sense to be Entrusted.” Didalam rasa seperti itu, maka mereka pengemban pengemban amanat merasa bertanggung jawab kepada Pemberi Amanat, yaitu ALLAH SWT. Jadi sekaligus ada Sense of Responsibility. atau Rasa Bertanggung Jawab.

Sebaliknya kalau Sense of Belonging, merasa memiliki akibatnya bertindak semaunya, karena berprinsip :
This is my belonging. Maka lebih gila lagi karena merasa memiliki semuanya digondol pulang kerumah.

Kalau mempunyai Sense of Entrustying, maka apabila amanat tadi kembali kepada pemiliknya atau kepada orang lain, maka dia pasti rela, karena kita hanya dapat Hak Guna Pakai saja. Inilah yang dikemukakan oleh ALLAH didalam surah Al Hadid (57) : 23 yang berbunyi:

لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوْا بِمَا آتَاكُمْ
وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ. الحديد 57 : (23)
Artinya:” Agar kalian tidak merasa sedih atas apa yang lepas dari tangan kalian dan tidak terlalu gembira atas apa yang datang. Dan ALLAH tiada menyukai orang orang yang berkhayal kalau mereka gagal dan tidak juga menyenangi orang yang berbangga kalau mereka berhasil.” Al Hadid (57):23.

Mengapa sikap seperti itu ? Karena tidak merasa memiliki. Maka apapun yang terjadi dihadapinya dengan biasa biasa saja. : “He takes anything as they come.”
Jadi ini berarti bahwa : Life is a place of temptation.” atau Hidup adalah tempat ujian. Ujian yang berupa Ketakutan, kelaparan dan kekurangan.

Namun perlu kita ketahui bahwa didalam ajaran Islam ada apa yang disebut : Blessing in disguise atau berkah ALLAH yang disembunyikan didalam kesusahan. Seperti ceritera Jabang Tutuko (Gatot Koco semasa bayi) yang dimasukkan kedalam Kawah Candra Dimuko. Digodok disepuh untuk mempunyai urat kawat balung wesi. Dan ada pula yang disebut : Cursing in disguise. Ini dapat kita lihat pada Al Qur an surah Al Baqarah (2) : 216 yang berbunyi :

Blessing & cursing in disguise.
كُتِبَ عَلَيْكُمْ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ ل تَعْلَمُوْنَ . البقرة (2) : 216ََ
Artinya :” Telah ditetapkan bagi kalian untuk berperang, padahal berperang itu sesuatu yang kalian membencinya. Namun mungkin apa yang tidak kalian senangi itu sebenarnya baik untuk kalian. Dan boleh jadi pula yang kalian cintai atau senangi itu adalah buruk untuk kalian. Dan ALLAH Maha Tahu, sedangkan kalian tiada mengetahuinya.”

Juga pada Al Qur an surah Al An’aam (6) : 44 ALLAH berfirman:
Cursing in disguise.
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوْا بِمَا أُوتُوْا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُوْنَ. الأنعام (6) : 44
Artinya:” Maka ketika orang orang lupa kepada ALLAH, justru Kami buka pintu keberhasilan untuk mereka. Namun tatkala mereka begitu merasa senang atas apa yang mereka peroleh, Kami datangkan kepada mereka kekejutan, sehingga mereka mencangkung berputus asa.” Al An’aam (6) : 44

Kita kembali kepada persyaratan shabar yang kedua :
b. Mengapa kita mesti mempunyai daya juang yang amat tangguh ?”
Karena “Hidup adalah tempat perjuangan.” Surah At Taubah (9) : 33, surah Ash Shaf (61) : 9 sama sama berbunyi :

Berjuang supaya tegak diatas.
هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ . التوبة (9) : 33
Artinya :” Dialah ALLAH yang mengutus RasulNya dengan membawa Al Huda (Al Qur an) dan Dienul Islam ( Sistim Hidup Islam) agar sistim hidup Islam berada diatas seluruh sistim sistim hidup lainnya. Sekalipun orang Musyrik tidak senang.” At Taubah (9) : 33

Kalau begitu kita ingin agar sistim Islam ini berada diatas sistim sistim yang lain, sekalipun orang lain tidak senang. Apa kata orang nantinya !? Mau menang sendiri? Tentu kita akan ditinggalkan orang lain. Maka ALLAH SWT menjawab didalam Al Qur an surah Al Fath (48) : 28 yang berbunyi :

Bergantung kepada ALLAH semata.
هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ
وَ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا. الفتح (48) : 28َ
Artinya : “Dialah ALLAH yang telah mengutus RasulNya dengan membawa Al Qur an dan Dienul Haq ( Dienul Islam) agar Dienul Islam tadi berada diatas seluruh pola hidup pola hidup lainnya. Dan cukuplah bagi kita ALLAH itu sebagai saksi.” Al Fath (48) : 28.

Jadi kita harus menegakkan Diemul Islam ini sendirian, yaitu hanya orang beriman semata tidak memerlukan bantuan lainnya. Mengapa? Karena didalam Al Qur an surah Al Anfal (8) : 62 yang berbunyi :

Penolong Muslim =
ALLAH & orang Beriman.
وَإِنْ يُرِيْدُوْا أَنْ يَخْدَعُوْكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِيْ أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِيْنَ. الأنفال (8) : 62
Artinya: “ Dan sekiranya mereka berbuat culas kepadamu, maka cukuplah bagimu ALLAH. Dialah ALLAH yang akan menolong kamu dengan pertolonganNya dan pertolongan orang beriman.” Al Anfaal (8) : 62.

Ini berarti bahwa ummat Islam tidak boleh mengandalkan bantuan lain selain bantuan ALLAH SWT dan bantuan sesama orang beriman. Dan Untuk menjadikan sistim hidup Islam berada diatas sistim sistim hidup lainnya itu memerlukan perjuangan. Maka Hidup itu adalah tempat berjuang. Life is a battlefield. Karena itu kita dalam perjuangan itu memerlukan daya juang yang tangguh. Apa lagi kita baca pada Al Qur an surah Al Baqarah (2) : 120 yang berbunyi :

Permanent Crusades.
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنْ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا
مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيْرٍ. البقرة (2) : 120 لَكَ مِنَ اللَّهِ
Artinya: “ Dan tidak akan rela kepadamu orang orang Yahudi dan tidak juga orang Nashara, sehingga engkau mengikuti Agama mereka. Katakanlah : Sesungguhnya petunjuk yang terbaik adalah petunjuk ALLAH (bukan petunjuk akal). Kalau engkau mengikuti Hawa nafsu mereka sesudah datang kepada Kamu pengertian (Islam) maka tidaklah ALLAH itu akan melindungimu dan menolong kamu.” Al Baqarah (2) : 120.

C . Mengapa kita harus active ?
Kita harus active karena hidup adalah “ Tempat Perlombaan.” Kita baca pada surah Al Baqarah (2) : 148 .

Life is a competition.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيْعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر ٌ. البقرة (2) : 148
Artinya:” Dan tiap tiap sesuatu, (apa itu golongan, lembaga, atau organisasi atau apa saja ) , mereka itu mempunyai sasaran yang ditujunya. Maka berlumbalah kalian dibidang kebaikan ( bukan dibidang kejelekan; artinya kita berlumba memakai norma norma yang baik sesuai dengan ajaran Islam ).”

Jadi : Life is a Competition. Dalam kompetisi kita harus active. Kalau tidak aktip kita akan terkalahkan. Bahkan pada surah AL Insyirah (94) : 7,8. berbunyi :

jangan menganggur.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ(7)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ. الإنشراح (94) : 7 -8ْ
Artinya:” Maka apabila ada waktu senggang , (apabila selesai satu pekerjaan), laksanakanlah pekerjaan lain. (jangan malas), Dan kepada ALLAH engkau menggantungkan harapan. (bukan kepada lainnya).

d. Mengapa kita harus Creative ?

Didalam berkompetisi, apa itu usaha dagang, atau lembaga lainnya kalau kita tidak creative kita akan tersingkir. Creative didalam Islam ialah Syukur dengan anggota badan.
Syukur itu ada 3 : اَلشُّكْرُ بِاللِّسَانِ atau syukur dengan lidah. Ucapan lidah mengakui peranan ALLAH SWT pada keberhasilannya. Kita lihat Ucapan Nabi Sulaiman pada surah An Naml 27 : 40.

Syukur dengan lidah.
قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيْكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ لِيَبْلُوَنِيْ أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيْمٌ. النمل ْ(27) : 40
Artinya :” Berkata seseorang yang ahli dibidang ilmu dari Al Kitab : Aku akan mendatangkannya ( singgasana Ratu Balqis) sebelum engkau berkedip. Maka ketika Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya, dia berkata : Ini adalah karunia ALLAH Tuhanku. Dia (ALLAH) menguji aku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barang siapa yang syukur, maka syukur itu untuk keuntungan dirinya. Dan barang siapa yang kufur sesungguhnya ALLAH Tuhanku Maha Kaya dan Maha Mulia.” An Naml (27) : 40.

Orang yang kufur adalah seperti Qarun tersebut pada surah Al Qoshosh (28) : 78

Qorun yang kufur.
قَالَ إِنَّمَا أُوْتِيْتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِيْ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ القُرُوْنِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلاَ يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ.
القصص(28): 78
Artinya:” Qarun berkata: Aku mendapatkan kekayaanku ini adalah karena ilmuku ( dia menafikan peranan ALLAH didalam keberhasilannya). Apakah dia tidak mengetahui bahwa ALLAH pernah membinasakan banyak ummat dari kurun sebelum dia, orang orang yang sangat kuat dan lebih banyak pula harta yang dikumpulkannya. Dan tidaklah orang berdosa itu ditanya lagi tentang dosa dosanya. ( karena sangat jelasnya)”. Al Qoshosh (28) : 78.

Ada pula Syukur dengan hati atau الشُّكْرُ بِالْجَنَانِ Kadang kadang ada orang yang antara lidahnya dengan hatinya berbeda. Barang kali dia bersyukur dengan lidahnya, tetapi hatinya tidak. Orang ini adalah Munafiq. Kita baca pada surah Ali Imran (3) : 167.

Lidah dan hati tidak selaras.
وَلِيَعْلَمَ الَّذِيْنَ نَافَقُوْا وَقِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ أَوْ ادْفَعُوْا قَالُوْا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالاً لاَ تَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيْمَانِ يَقُوْلُوْنَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُوْنَ(167 آل عمران (3) : 167
Artinya:” Dan agar ALLAH membuktikan siapa orang orang yang munafiq, yang ketika dikatakan kepada mereka: Berjuanglah dijalan ALLAH atau bertahanlah (fight or defence). Mereka yang munafiq berkata : Kalau saja kami mengetahui akan menghadapi pertempuran, tentulah kami akan mengikuti kalian. Mereka lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan, Mereka berkata dengan mulut mereka apa apa yang tidak terdapat pada hati mereka. Namun ALLAH Maha mengetahui apa apa yang mereka sembunyikan. “ Ali Imran (3) : 167

Yang terakhir ialah Syukur dengan anggota badan atau
اَلشُّكْرُ بِاْلأَرْكَانِ Bersyukur dengan anggota badan ialah memanfaatkan apa saja yang ALLAH karuniakan sesuai dengan fungsinya untuk mencari ke-Ridhoan ALLAH. Kita baca misalnya pada surah An Nahl (16) : 14 , (16) : 78 , (28) : 73 , (30) : 46 , (14) : 7

Jadi kesimpulan dari ayat ayat tersebut diatas, maka Syukur dengan anggota badan ialah kreatip. Artinya memanfaatkan apa saja yang dikaruniai ALLAH SWT semaksimal mungkin sesuai dengan fungsinya untuk mencari Ridho ALLAH. Hanya orang yang kreatiplah yang akan mendapatkan inovasi inovasi baru. Dan itu akan menimbulkan kenikmatan. Vide surah Ibrahim (14) : 7 diatas.

Makna Sholat :
Adapun Sholat yang harus pertama-tama kita ketahui ialah apa tujuan dari sholat tadi. Mari kita lihat surah Thoha [20] : 14 yang berbunyi:

Sholat untuk mengingat ALLAH.
إِنَّنِيْ اَنَا اللَّهَ لآإِلَهَ إِلاَّ اَنَا فَاعْبُدْ نِيْ وَاَقِمِ الصَّلآةَ لِذِ كْرِيْ
Artinya:" Sesungguhnya Akulah ALLAH, tiada Tuhan selain Aku. Maka beribadahlah kepadaKu. Tegakkanlah sholat untuk mengingat Aku”.Thoha (20) : 14

Mari kita bertanya kepada ALLAH SWT. Kalau sholat untuk mengingat Engkau Ya ALLAH; maka mengingat Engkau untuk apa ?" Dijawab oleh ALLAH SWT dalam surah Ar Ro'du [13] : 28 yang berbunyi :

Mengingat ALLAH untuk tenang.
اَلَّذِيْنَ آمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِ كْرِ اللَّهِ اَلآ بِذِ كْرِاللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبْ.
Artinya:" Mereka yang beriman itu tenang hati mereka karena mengingat ALLAH. Hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenang” . Ar Ro’du

Kita boleh meneruskan bertanya : "Mengapa saya sudah sholat, hati ini tak juga tenang? Ini mungkin disebabkan karena sholat kita tidak sesuai dengan cara Rasul ALLAH saw sholat, sebagaimana Rasul saw berucap :

Contohlah Rasul sholat.
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِيْ اُصَلِّي.ْ رواه البخاري
Artinya:" Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat!" HR.Bukhori

Sudahkah kita sholat sebagaimana Rasul ALLAH saw Sholat?

Untuk itu kita memerlukan untuk memeriksa hadis-hadis yang shohih. Kalau kita sudah sholat . Mengapa? Kiranya kita belum mengamalkan Hadits Rasul saw yang berbunyi :

Berbincang tatkala sholat.
إِذَا كَانَ اَحَدُ كُمْ فِى الصَّلآةِ فَإِنَّهُ يُنَاجِيْ رَبَّهُ. متفق عليه
Artinya:” Jika seseorang sedang sholat, sesungguhnya dia itu sedang berbisik bisik dengan ALLAH Tuhannya.” H.R. Bukhari dan Muslim.

Sudahkah sholat kita jadikan dialog dengan ALLAH SWT ?

Kalau kita sudah menjadikan sholat kita dialog dengan ALLAH SWT, akan tetapi belum juga mendapat ketenangan atau kebahagiaan., apakah konon sebabnya ? Sebabnya sesuai dengan surah Al Baqoroh [2] : 45 diatas yakni tidak memenuhi persyaratan khusyu', yakni :

Sholat itu berat.:
.......وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ .........البقرة (2) : 45
Artinya: “ Dan sesungguhnya sholat itu berat, kecuali bagi orang yang khusyu’” Al Baqarah (2) : 45


وَءَاخِرُ دَعْوَى نَا أَنِ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Jangan Lupa Senang Hati Loh..

Sabtu, 23 Januari 2010

Pembinaan Keluarga Muslim

اَ ْلأُسْرَةُ اْلإِسْلآمِيَةُ
Pembinaan keluarga Muslim.

Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai ALLAH terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. At Tahrim (66) : 6

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْ وَإِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ(14)إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ(15) .التغابن (64) : 14 - 15
Artinya :” Wahai orang orang yang beriman, sesungguh-nya sebagian dari isteri isteri / suami kalian dan anak anak kalian adalah musuh bagi kalian. Maka berhati-hati-lah kepada mereka. Namun kalau sekiranya kalian memaaf-kan dan berlapang dada serta mengampuni kesalahan mereka, maka sesungguh-nya ALLAH Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Hanya sanya harta kalian dan anak kalian adalah cobaan buat kalian. Dan ALLAH disisi-Nya ganjaran yang besar.” At Taghabun (64) : 14 – 15.

Jadi didalam pembinaan keluarga ini ALLAH SWT mengajarkan bahwa kadang kala kesungguhan kita didalam melaksanakan ajaran Islam dihambat oleh orang yang paling dekat dan paling kita cintai, yakni isteri kita sendiri atau kalau dia wanita, maka suaminya-lah yang menjegalnya.

Dan ada pula gangguan lainnya ialah anak anak dan harta kita. Bahkan anak dan harta ini dianggap seluruhnya, karena kalau pada ayat 14 diatas, dikatakan sebagian dari isteri / suami kalian dan anak-anak kalian, Maka pada ayat 15, tidak ada pengecualian. Berarti semua anak anak atau harta adalah ujian bagi kita.

Kisah Zainab binti Jahasy
Jangan mengharamkan yang ALLAH halalkan

يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِيْ مَرْضَاةَ أَزْوَاجِكَ
وَاللَّهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ(1)
Artinya:” Wahai Nabi, mengapa engkau mengaharam-kan apa apa yang telah ALLAH halalkan buat kamu sekedar untuk menyenang-kan hati isteri-isterimu. Dan ALLAH Maha Pengampun dan Maha Penyayang”. At Tahrim (66) : 1

Ayat ini turun, karena pada suatu hari Rasul ALLAH saw minum maghafir dirumah isteri Beliau, yakni Zainab binti Jahasy. Maghafir ini menimbul-kan wangi mulut kita bagi siapa saja yang meminum-nya. Karena minum maghafir ini, mulut Rasul ALLAH saw tercium bau wangi oleh isterinya yang lain.

Aisyah ra bertanya:” Mulutmu wangi ya Rasul ALLAH. Dengan polos Rasul saw menjawab :” Aku minum maghafir dirumah Zainab binti Jahasy.” Mendengar itu Aisyah ra merasa cemburu.

Ketika Rasul ALLAH saw berkunjung kerumah Hafsyah ra, isteri beliau, pertanyaan yang sama terlontar dari mulut Hafsyah ra. Rasul saw pun menjawab dengan jawaban yang sama. Berulang kali terjadi hal seperti itu. Akhirnya Hafsyah ra dan Aisyah ra sepakat untuk mencegah kebiasaan Rasul ALLAH saw itu.

Mula mula suatu hari Beliau ditanya oleh Aisyah ra :” Hari ini mulutmu berbau ya Rasul ALLAH. Engkau memakan urfuth? (urfuth semacam petai). “ Tidak,” kata Rasul Saw dengan nada terkejut. Heran Dia beberapa hari yang lalu Aisyah masih mengatakan harum mulutnya..”

Ketika Rasul ALLAH Saw tiba dirumah Hafsyah ra, Rasul Saw mendapatkan pertanyaan yang sama. Rasul Saw menjawab dengan perkataan yang sama.” Melihat gejala itu, maka Rasul ALLAH Saw mengatakan :

“ Mulai hari ini aku haramkan meminum maghafir dirumah Zainab binti Jahasy.”

Maka turunlah ayat tadi diatas (At Tahrim 66:1) yang menegur Rasul ALLAH saw. Rasul ALLAH saw telah mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh ALLAH SWT kepadanya, sekedar untuk menyenangkan kedua hati isterinya; Aisyah ra dan Hafsyah ra. Maka ayat berikut dibawah ini menjelaskan kepada Rasul ALLAH saw, agar Rasul ALLAH saw menarik kembali omongannya, namun Beliau disuruh membayar kafarat.

Membayar kaffarat sumpah
adalah Wajib

قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ وَاللَّهُ مَوْلاَكُمْ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ(2)
Artinya: “ Benar benar ALLAH telah mewajibkan kalian untuk menebus sumpah sumpah kalian. Dan ALLAH adalah Pelindung kalian. Dan Dia Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana”. At Tahrim (66) : 2

Adapun kaffarat sumpah seseorang yang telah bersumpah kemudian menarik lagi sumpahnya diwajibkan oleh ALLAH SWT untuk membayar kaffarat sebagaimana Ayat dibawah ini.

Kaffarat Sumpah

لاَ يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِيْ أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِيْنَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُوْنَ أَهْلِيْكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاَ ثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ وَاحْفَظُوْا أَيْمَانَكُمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ المائدة (5) : 89
Artinya:” ALLAH tidak menyalah-kan kalian atas sumpah sumpah kalian yang tidak disengaja; tetapi Dia menyalah-kan kalian dengan sumpah sumpah yang kalian lakukan dengan sengaja. Maka kafaratnya itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, dengan makanan yang sesuai dengan makanan yang engkau berikan kepada keluargamu. Atau memberi pakaian untuk mereka. Atau membebas-kan budak. Maka barang siapa yang tidak dapat melakukan-nya, hendaklah dia berpuasa tiga hari. Yang demikian itu ialah kafarat dari sumpah kalian jika kalian melanggar-nya. Dan peliharalah sumpah sumpah kalian. Demikianlah ALLAH menjelaskan kepada kalian ayat-ayat-Nya agar kalian bersyukur”. Al Maidah (5) : 89

Setelah Rasul ALLAH saw mengucapkan pengharaman akan meminum maghafir dirumah Zainab tadi, ALLAH SWT menegur beliau dengan surat AT Tahrim (66) : ayat 1 s/d. 5.

ALLAH SWT memberitahu Rasul saw
Rahasia isteri isterinya

وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيْثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا
قَالَ نَبَّأَنِي الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ.
Artinya:” Dan ketika Nabi membisikkan berita itu kepada sebagian dari isteri isterinya, tatkala Nabi beritakan berita itu kepada salah seorang isterinya (Aisyah) yang ALLAH terangkan kepada Beliau (Nabi), dan Nabi menceritera-kan sebagiannya dan sebagiannya lagi tidak diceritera-kan kepada isterinya (hanya anak-anak dan orang bodoh yang mengatakan sebenarnya itu / children and fools speak the truth), maka ketika beliau menerangkan kepada salah seorang isterinya, isterinya itu bertanya kepadanya:” Siapa yang menceritera-kan hal itu kepada engkau !?” Nabi menjawab :” Yang telah menceritera-kan itu ialah ALLAH Yang Maha Mengetahui yang tiada tersembunyi segala sesuatu daripada-Nya.” At Tahrim (66) : 3

ALLAH Maha Menolong
Orang Beriman.

إِنْ تَتُوْبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوْبُكُمَا وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلاَهُ وَجِبْرِيْلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمَلاَ ئِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيْرٌ(4).التحريم(66):4
Artinya:” Kalau kalian berdua (Aisyah dan Hafsah) bertaubat, berarti hatimu berdua benar benar telah condong kepada kebaikan. Dan jika kalian berdua menyakit-kan hatinya (hati Nabi), maka sesungguhnya ALLAH itu adalah Pelindungnya dan juga Malaikat Jibril dan orang orang beriman yang sholih serta para Malaikat akan menjadi penolongnya.” At Tahrim (66):4

Isteri Ideal

عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ
تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا .التحريم (66) : 5
Artinya:” Semoga ALLAH Tuhannya (Tuhan Nabi) sekiranya Nabi menceraikan isteri isterinya, Dia ALLAH akan menggantikan-nya dengan isteri isteri yang lebih baik dari kalian. Yakni :” Wanita wanita yang berserah diri, yang penuh keimanan, yang penuh ketaatan, wanita wanita yang tobat, yang ibadat-nya kuat, yang gembira sekalipun dalam melakukan tugas yang berat, Baik janda maupun gadis.” At Tahrim (66) : 5

Setelah turun kelima ayat tersebut, dan menyadari kesalahan-nya, maka Aisyah ra dan Hafsyah ra bertobat kepada ALLAH SWT dan meminta maaf kepada Rasul ALLAH saw. Dan Rasul saw pun memaafkan keduanya.

Dari peristiwa itu kita dapat mengambil pelajaran, bahwa kadang kala kita mendapatkan halangan dari keluarga sendiri. Karena itu ALLAH SWT menyuruh kita untuk memelihara diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Dengan demikian, pembinaan Agama itu jangan hanya kita saja, tetapi juga para isteri dan anak anak kita pun harus diikut sertakan. Ini dapat kita baca pada surah At Tahrim (66) : 6

Pelihara dirimu dan keluargamu.

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلاَ ئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُوْنَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ(6) التحريم (66) : 6
Artinya:” Wahai orang orang yang beriman, peliharalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya saja dari manusia dan batu. Pada neraka itu ada Malaikat yang kaku dan kasar. Mereka tidak pernah durhaka kepada ALLAH; Dan apa-apa yang ALLAH perintahkan kepada mereka; dan mereka melaksanakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka.” At Tahrim (66) : 6.

Karena itu kekeluargaan dibentuk menuju keluarga sakinah, sesuai dengan surah Ar Rum (30) : 21 yang berbunyi :

keluarga sakinah.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ(21) .الروم (30) : 21
Artinya:” Dan salah satu kebesaran ALLAH ialah bahwa dijadikan-nya bagi kalian pasangan-pasangan dari jenis kalian (bukan dari golongan jin atau Malaikat). Tujuan dari pasangan tadi agar kalian hidup didalam keharmonisan. Dan dijadikan-nya diantara kalian mawaddah (kasih sayang dengan kegairahan biologis) dan rahmah (kasih sayang semata apabila kehidupan sudah senja). Yang demikian itu adalah suatu pertanda kebesaran ALLAH bagi kaum yang mau berfikir.” Ar Rum (30) : 21
Jadi tujuannya ialah untuk hidup didalam keharmonisan. To live in a harmonious life, dan adanya kegairahan biologis serta apabila sudah senja ada rasa kasih sayang antara nenek- nenek dan kakek-kakek.

Kita ingat ceritera Maemunah ra isteri Rasul ALLAH saw yang ingin dikubur di Syarief, 12 km. dari Makkah, karena Beliau masih terkenang tatkala pertama kali Beliau hidup berumah tangga disana, di Syarief dengan Rasul ALLAH saw.

Kemudian kitapun harus menempatkan segala sesuatu secara proporsional. Fungsi seorang laki-laki dirumah tangga ialah sebagai pemimpin.

Laki Laki pemimpin wanita.

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوْا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاَّتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا(34) .النسآء (4) : 34
Artinya:” Laki laki itu adalah pemimpin bagi wanita, disebabkan ALLAH memuliakan sebagian mereka atas bagian lainnya. Dan karena yang mereka infaqkan dari harta mereka. Maka wanita yang baik ialah mereka yang patuh kepada suami, dan memelihara harta dan kehormatan suaminya pada saat suaminya tidak ada. Dan bagi mereka yang takut isterinya nusyuz (melakukan pelanggaran syari’at), maka nasihati-lah mereka. dan tinggalkanlah mereka ditempat tidur mereka. Dan pukul-lah mereka. Maka sekiranya mereka taat kepadamu maka janganlah kalian mencari cari kesalahan mereka. Sesungguh-nya ALLAH itu Maha Tinggi dan Maha Besar.” An Nisa (4) : 34.

Tidak ada Emansipasi

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّيْ وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ و َلَيْسَ
الذَّكَرُ كَا ْلاُنْثَى وَإِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّيْ أُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . آل عمران (3) : 36
Artinya: “ Maka ketika ibunya Maryam melahirkan Maryam, Si-ibu berkata:” Wahai Robbi, ALLAH Tuhanku, sesungguh-nya aku telah melahirkan perempuan. Dan ALLAH Maha Mengetahui atas apa yang aku kandung. Dan tidaklah sama laki laki itu dengan perempuan. Dan aku memberinya nama :” Maryam ”. Dan sesungguh-nya aku berlindung diri kepada ALLAH untuk anak-ku ini, dan keturunan-nya dari syaithan yang dikutuk.” Ali Imran (3) : 36.

Aliran Feminisme, yang istilah orang Barat yang tersesat, ialah membela hak kaum wanita. Hak yang menyatakan bahwa laki-laki adalah sama dengan wanita.

Kalau laki-laki bisa meminum-minuman keras, kamipun kaum wanita dapat berbuat yang sama. Kalau kaum laki laki bisa bertinju atau bergulat, maka kamipun dapat melakukan-nya. Dan mereka ingin bebas dari ”cengkeraman” laki laki. Maka ALLAH SWT menyatakan bahwa:

” Tidak sama laki laki dengan wanita.” Mereka ingin menyamakan laki-laki dengan wanita. Maka kalau laki-laki bisa bertindak semaunya, kamipun dapat berbuat itu. Maka terjadilah juga Lesbianisme dan Freesex. Apakah perlu bagi laki-laki mengadakan masculanisme, untuk membela hak kaum laki laki yang telah direbut oleh kaum perempuan ? Misalnya saat ini dimana lapangan kerja laki-laki diborong oleh perempuan.
Who’s perfect ? None / Siapa Sempurna ?

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلاَ تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوْهُنَّ إِلاَّ أَنْ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا(19)
النسآء (4) : 19
Artinya:” Wahai orang orang yang beriman tidak dibenarkan kalian mewarisi wanita dengan paksa. Dan janganlah kalian menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali apa apa yang telah kalian berikan kepada mereka, kecuali mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan pergaulilah mereka dengan ma’ruf. Dan sekiranya kalian membenci mereka karena mendapatkan kekurangan padanya, maka semoga ALLAH menjadikan kebaikan yang banyak padanya.” An Nisa (4) : 19.

Untuk membina keluarga sakinah, setiap individu, baik dia si-isteri ataupun si-suami, janganlah menggunakan “Kaca mata gelap.” sehingga selalu melihat segi negative dari pasangan-nya.
Dan Masing-masing harus menyadari bahwa yang dinikahi-nya adalah seorang manusia dengan serba kekurangan-nya.

Isterinya memang mempunyai kekurangan, tetapi ada kelebihan isteri-nya, yang isteri orang lain tidak mempunyai-nya. Kalau setiap suami ber-pandangan demikian, Insya ALLAH, hidup menjadi tenang.

Begitu juga si-isteri. Dia akan melihat kekurangan suami-nya, tetapi dia juga harus menyadari, bahwa memang suami-nya mempunyai kekurangan, tetapi ada kelebihan suami-nya yang suami orang lain tidak memiliki-nya. Kalau kedua suami isteri ber-pandangan positive, seperti itu, Insya ALLAH akan terbentuk keluarga sakinah.
Karena itu yang paling pantang atau tabu didalam urusan berumah tangga ialah membanding-banding. Comparisons are odious = Membanding-banding itu sangat menjengkelkan.

--- Apakah ---------membanding kelakuan suami atau isteri dengan pasangan yang lainnya, ataupun membanding-banding antara penghasilan suami dengan penghasilan yang lainnya. Apalagi membanding rupa suami dengan yang lainnya.

Keluarga yang baik bukan-lah keluarga yang saling berhadapan untuk melihat kejelekan yang lain-nya, melainkan keluarga yang keduanya menghadap kesatu arah cita-cita sambil bergandengan tangan. Saling tolong menolong, saling bantu membantu, saling mengerti, dan saling mengisi kekurangan masing-masing, dan Ingat pula bahwa :” Setiap yang permulaan adalah susah”.

Kesamaan Haq perbedaan Kewajiban.

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّيْ لاَ أُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى
بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَأُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوْذُوْا فِيْ سَبِيْلِيْ وَقَاتَلُوْا وَقُتِلُوْا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ(195)لاَ يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِي الْبِلاَدِ(196)مَتَاعٌ قَلِيْلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
(197) آل عمران (3) : 195 - 197
Artinya:” Maka ALLAH Tuhan mereka mengabul-kan permohonan mereka. “ Sesungguh-nya Aku tidak menyia- nyiakan amalan yang mereka kerjakan dari mereka biar laki laki ataupun perempuan, sama saja, sebagian dengan sebaagian lainnya.

Maka bagi siapa yang berhijrah dan diusir dari tempat tinggalnya, dan disakiti dijalan ALLAH dan mereka yang membunuh dan mereka yang dibunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan kesalahan mereka, dan Aku masuk-kan kedalam surga-surga yang mengalir dibawah-nya sungai-sungai. Sebagai ganjaran dari sisi ALLAH. Dan ALLAH itu disisi-Nya sebaik baik ganjaran.

Dan janganlah kamu terpukau akan kebebasan orang orang kafir dinegeri-negeri mereka. Suatu kesenangan yang sedikit, untuk kemudian tempat mereka diapi Neraka, suatu tempat yang seburuk buruknya.” Ali Imran (3) : 195 - 197

Secara biologis dan psychologis, manusia laki-laki dan wanita itu berbeda. Kita boleh saja tidak mengakui-nya, tetapi dalam kehidupan sehari hari akan kita lihat. Wanita dengan 9 perasaan-nya dan dengan 1 akal-nya, sedangkan laki-laki dengan 9 akal-nya dan dengan 1 perasaan-nya.

Maka per-sengketaan dirumah tangga akan kita lihat salah satunya berkisar antara wanita yang menekan-kan kepada emosi-nya, sedangkan laki laki menekan-kan kepada rasio-nya. Karena itu untuk membentuk keluarga sakinah, setiap orang harus dapat menempat-kan dirinya pada posisi lawan jenisnya masing-masing.

“If I were in his boots !” Begitu kata si-isteri : “Kalau aku pada posisi suami-ku yang selalu mengutama-kan akal-nya.”

Sedangkan si-suami juga akan berkata :” If I were in her boots.” “Kalau aku dalam keadaan seperti isteri-ku yang selalu mengutama-kan perasaan-nya!”

Insya ALLAH kalau kedua-nya dapat merasa-kan seperti itu, maka keluarga sakinah dapat dibina dengan mudah. Yang susah adalah kalau masing masing berkeras kepala membenar-kan pendapat-nya sendiri sendiri.

Kemudian selain daripada itu keluarga modern biasanya menjadi Gesellshaft atau Patembayan. Hidup menjadi egoist atau selfish. Bukan cuma dengan tetangga saja bersikap masing masing, bahkan terhadap kedua ibu bapaknya-pun bersikap masing masing, Didalam kehidupan modern ini hidup yang Gemeinshaft, atau Paguyuban sudah menjadi langka. Kalau keadaan seperti ini didiam-kan terus, maka akan terjadi seperti di Barat dimana seakan-akan tidak lagi terjadi ikatan yang manis antara satu keluarga dengan keluarga yang lain-nya.

Ikatan sudah dinilai dengan uang. Bahkan hubungan dengan orang tua sendiri seakan akan terputus. Kalau sudah demikian, maka ke-berkahan dirumah tangga akan sirna, karena tidak lagi mendapat keridhoan ALLAH SWT. Padahal ke-Ridhoan ALLAH SWT itu berjalin-berkelindan dengan keridhoan orang tua.

Sikap dan tindak terhadap Orang Tua.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا
Artinya :” Dan ALLAH Tuhan kamu telah memerintah-kan agar engkau tidak menyembah kepada selain Dia. Dan kepada kedua orang tuamu berbuat baik-lah. Jika salah seorang dari pada mereka itu, atau kedua-nya tiba pada umur senja dan mereka didalam pemeliharaan-mu, janganlah kamu berkata kepada kedua-nya:” Ah !” Dan janganlah kamu menyentak kedua-nya, dan katakan-lah kepada kedua-nya dengan mengguna-kan kalimat yang mulia.” Al Isro (17) : 23 – 33

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ اِرْحَمْهُمَا
كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا(24)
Artinya: “Dan rendahkan-lah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan berdo’a-lah kamu :” Wahai ALLAH Tuhan-ku, kasihani-lah mereka dan pelihara-lah mereka berdua, sebagaimana mereka telah memelihara daku tatkala aku masih kecil.”

رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِيْ نُفُوْسِكُمْ إِنْ تَكُوْنُوْا صَالِحِيْنَ
فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِيْنَ غَفُوْرًا(25)
Artinya: “ALLAH Tuhan kalian Maha Mengatahui apa apa yang tersembunyi dalam hati kalian. Jika kalian adalah orang-orang yang sholih, maka sesungguh-nya ALLAH itu Maha Penerima taubat dan Maha Pengampun.”

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا(26)
Artinya: " Dan berilah kepada yang hampir akan Hak-nya, dan juga kepada orang-orang miskin dan kepada mereka yang berjuang dijalan ALLAH. Dan jangan-lah kamu bertindak boros keterlaluan."

إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْا إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا(27)
Artinya:" Sesungguh-nya orang orang yang bertindak boros itu adalah saudara-nya syaithan. Dan adalah syaithan itu bersifat tidak berterima kasih kepada ALLAH Tuhannya."

وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمْ اِبْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلاً مَيْسُوْرًا(28
Artinya:" Dan jika engkau berpaling daripada mereka karena ingin mencari kasih sayang dari ALLAH Tuhan-mu yang kamu mengharapkan-nya, maka berkata-lah kepada mereka dengan kalimat yang pantas.”

Artinya: "Dan janganlah kamu menjadikan tanganmu terbelenggu ditengkuk-mu (jangan bakhil) dan jangan pula engkau bentangkan tanganmu itu selebar lebarnya (jangan boros), sebab nanti kamu akan berada didalam kehidupan yang tercela dan penuh penyesalan."(29)

Artinya: "Sesungguh-nya ALLAH Tuhan kamu meluaskan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia juga menyempitkan-nya, Sesungguh-nya Dia ALLAH itu Maha waspada akan hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui."(30)

Artinya: " Dan janganlah kalian membunuh anak anak kalian karena takut akan kepapaan, kemiskinan. Kamilah yang akan memberi-kan rezeki kepada mereka dan juga kepada kalian. Sesungguh-nya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar."(31)

Artinya: " Dan janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu adalah suatu kejahatan. Dan merupakan perjalanan hidup yang jelek."(32)

" Dan jangan-lah kalian membunuh seseorang yang ALLAH telah mengharamkan-nya, kecuali dengan jalan Haq (berdasar Hukum yang ALLAH tentukan).

Dan barang siapa dibunuh dengan kezhaliman, maka Kami menjadi-kan ahli warisnya yang berkuasa (diberi kuasa untuk menuntut balas atau untuk menuntut denda). Namun jangan-lah walinya itu berlebihan didalam membunuh-nya, karena dia merupakan orang yang ditolong.” Al Isra’ (17) : 23 – 33.

Nasihat Luqman kepada anaknya.

Artinya:” Dan sesungguh-nya Kami telah memberi-kan ke-bijaksanaan kepada Luqman, yakni agar bersyukur kepada ALLAH, karena barang siapa yang bersyukur, maka syukurnya itu akan berguna bagi dirinya sendiri. Sedangkan barang siapa yang kufur, maka sesungguh-nya ALLAH itu Maha Kaya dan Maha Terpuji.”

“ Dan ingatlah tatkala Luqman sedang menasihati anaknya:” Wahai anakku, janganlah kamu menyekutu-kan ALLAH ! Sesungguh-nya syirik itu adalah suatu kezhaliman yang besar.” Lukman (31) : 12

Artinya: “ Dan Kami telah mewasiyat-kan manusia untuk taat kepada kedua ibu bapak-nya. ibunya telah mengandung-nya dalam keadaan yang lemah bertambah lemah. Sedang pemutusan penyusuan-nya adalah dalam dua tahun. Dan Kami memerintah-kan :” Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Dan kepada-Ku lah tempat kembalimu.”

“ Dan jika keduanya menyuruh kamu dengan sungguh sungguh untuk menyekutu-kan Daku, sesuatu yang tidak berdasar, maka janganlah kamu mentaati keduanya, namun per-gaulilah keduanya dalam masalah dunia dengan pergaulan yang baik. Dan ikutilah mereka yang kembali kepada-Ku. Kemudian kepada-Ku lah tempat kamu kembali. Dan Aku akan menerang-kan kepadamu akan apa apa yang telah kalian perbuat.” Lukman (31) : 14-15

Artinya: “ Wahai anakku, sekalipun amal kamu seberat biji sawi, sekalipun berada tersembunyi didalam batu gunung yang besar, ataupun dilangit, ataupun juga didalam bumi sekalipun, ALLAH akan menunjuk-kan dia, karena ALLAH itu Maha Halus dan Maha Mengetahui.”

“Wahai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia untuk berbuat ma’ruf dan laranglah mereka berbuat kemungkaran. Dan bershabar-lah kamu atas mushibah yang menimpa-mu, karena hal itu merupakan urusan yang penting yang memerlu-kan keteguhan hati.” Luqman (31) : 16-17

وَءَا خِرُ دَعْوَا نَا اَنِ الْحَمْدُ ِلله ِرَبِّ الْعَا لَمِيْنَ

Kepribadian Islami

اَلشِّخْصِيَةُ اْلإِسْلآمِيَةُ
Kepribadian Islami

Pembinaan Diri
وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ(42)وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ(43)أَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ(44)وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ(45)َالَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ أَنَّهُمْ مُلاَقُوْا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ(46).
البقرة (2):42-46 َ
Artinya: “ Dan jangan-lah kalian menutup-nutupi yang Haq dengan yang bathil dan kalian menyembunyi-kan yang Haq padahal kalian mengetahui. Dan tegakkan Sholat serta tunaikan Zakat serta ruku’lah kalian bersama sama orang orang yang ruku’. Apakah kalian menyuruh orang lain berbuat kebajikan padahal kalian melupakan diri kalian sendiri, sedangkan kalian membaca Al Qur an, apakah kalian tidak mengguna-kan akal kalian ? Dan minta tolonglah dengan mengguna-kan Shabar dan Sholat . Dan memang berat Sabar dan Sholat itu kecuali bagi orang orang yang Khusyu’ Mereka yaqin bahwa mereka akan kembali kepada ALLAH Tuhan mereka dan sesungguh-nya mereka kepada-Nya akan dikembalikan.” Al Baqarah (2) : 42 – 46.

Maka didalam fase Pembinaan Pribadi Muslim ialah Pendidikan Shabar dan sholat, Yang menjadi persoalan ialah apakah makna shabar itu dan bagaimana sholat itu.

Shabar dan Sholat:
Shabar dan Sholat alat untuk mengatasi
setiap problema.
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ. البقرة (2):45
Artinya:”Jadikanlah Shabar dan sholat alat untuk mengatasi problema hidup kalian. Memang berat sabar dan sholat itu kecuali bagi orang yang khusyu'." Al Baqoroh [2[ : 45.

ALLAH senang akan orang yang Shabar.
يَااَيُّهَاالَّذِ يْنَ آمَنُوْا اِسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلآةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ.
البقرة (2) : 153
Artinya:" Wahai orang-orang yang beriman jadikan-lah Shabar dan Sholat alat untuk mengatasi problema hidup kalian. Sesungguh-nya ALLAH sangat menyenangi orang-orang yang shabar." Al Baqoroh [2] : 153.

Ma'na Shabar :
Acapkali makna shabar disalah artikan dengan pengertian yang passive semata. Ditimpuk kakinya: “Untung tidak kena mata!” Ditimpuk kena matanya :” Untung tidak buta !” Ditimpuk buta matanya. “Untung satu yang buta. Ditimpuk dua duanya buta, : “Untung tidak mati!” Ini bukan-lah shabar yang dimaksud-kan oleh Islam. Shabar menurut Islam terdapat pada surah Ali Imran (3) : 146.

4 Unsur Shabar.
وَكَآيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌ فَمَا وَهَنُوْا لِمَا اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَااسْتَكَانُوْا وَ اللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ. آل عمران (3) : 146
Artinya :" Berapa banyak dari para Nabi bersama para shahabat-nya berjuang didalam jalan ALLAH. Maka mereka tiada merasa lemah dalam berjuang [ daya tahan mereka kuat]. dan tidak-lah mereka mudah lesu [daya juang mereka tangguh] dan tidak pula mereka menyerah [tidak passive) tetapi active, creative serta dinamis. Dan ALLAH sangat senang kepada orang yang shabar.” Ali Imran (3) : 146

Jadi shabar itu mengandung 4 unsur:
1. Daya tahan kuat.
2. Daya juang tangguh.
3. Active .
4. Creative dan dinamis

Jadi shabar menurut Islam lebih dekat kepada pengertian Steadfast. Shabar ialah: tekun, tabah, serta ulet, active, creative dan dinamis.
Dari ayat ini kita lihat sesuai dengan yang menyatakan bahwa :

A. Untuk Sukses kita harus bekerja.
B. Bekerja dengan Shabar.
C. Shabar dengan pengertian memenuhi 4 persyaratan diatas.

Kini timbul pertanyaan :
a. Mengapa kita mesti mempunyai daya tahan yang kuat ?
Sebabnya ialah karena dalam kehidupan ini kita pasti mendapat-kan ujian. Mengapa? Karena hidup adalah tempat ujian. Kita lihat pada surah Al ‘Ankabut (29) : 1 – 3.

Adat dunia adalah ujian.
الم(1)أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ(2)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِيْنَ(3)
العنكبوت (29) : 1 - 3
Artinya:” Alif Lam Mim. Apakah manusia menyangka bahwa Kami akan membiar-kan mereka begitu saja setelah mereka mengatakan :”Kami telah beriman ! “ tanpa Kami menguji mereka ?” Tidak. Dan benar benar akan Kami uji mereka sebagaimana orang orang dahulu Kami uji, agar Kami dapat membukti-kan siapa diantara mereka yang benar dan siapa pula yang berdusta.” Al Ankabut (29) : 1 – 3

Ujian didalam kehidupan ini.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرْ الصَّابِرِيْنَ(155) . البقرة (2) : 155
Artinya: “ Dan pasti kalian semua akan Kami uji dengan sesuatu berupa ketakutan, kelaparan dan kekurangan. Di-bidang harta, diri dan buah buahan. Dan beritakan-lah berita gembira bagi mereka yang shabar.” Al Baqarah (2) : 155

Dalam kehidupan kita akan kita lihat bahwa ketakutan, kelaparan dan kekurangan itu merupakan problema diri, problema masyarakat dan problema negara.

Siapakah yang mampu mengatasi problema yang tiga itu? ALLAH SWT mengemuka-kan : “ Beritakan-lah berita gembira bagi mereka yang shabar.” Siapakah yang dimaksud-kan “orang yang shabar” itu ? Dijelaskan pada ayat berikutnya ialah:
Tidak merasa Memiliki.

َالَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ(156)
البقرة (2) : 156
Artinya: “ Yaitu mereka yang apabila menerima mushibah, mampu untuk mengatakan : “ Kami milik ALLAH dan kepada ALLAH kami kembali.”

Apakah maksudnya semua pengakuan itu ? Kita semua mengetahui bahwa setiap diri kita ini mempunyai “ love object.” atau Objek Cinta Ada yang love object-nya kekayaan, ada pula yang love object-nya anak atau isteri. Ada juga yang love object-nya kedudukan, popularitas atau profesi. Pendek-nya macam macam kita punya love object. Dan semua penderitaan yang kita alami dikarena-kan : “ Kita merasa kehilangan object cinta kita itu.” Jadi ada perasaan : “ Lost of love object .” Karena itu Islam menyuruh kita untuk mengatakan :

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Yang artinya :”Kami milik ALLAH dan kepada ALLAH kami dikembalikan .”

ini artinya bahwa kita disuruh oleh ALLAH SWT : Jangan-lah kalian mengakui bahwa object cinta itu milik kalian, sebab semua adalah milik ALLAH SWT bahkan diri kalian adalah milik ALLAH dan akan kembali kehadhirat ALLAH SWT ! “ ALLAH SWT mengata-kan didalam surah Al Baqarah (2) : 284

Semua adalah Milik ALLAH.
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .
البقرة (2):284
Artinya:” Kepunyaan ALLAH apa yang dilangit dan dibumi. Dan sekiranya engkau nyatakan apa yang didalam hatimu atau engkau sebunyikan, ALLAH akan membuat perhitungan atasnya. Maka diampuni-lah siapa yang dikehendaki-Nya (siapa yang pantas) dan disiksanya siapa yang dikehendaki-nya. (siapa yang pantas). Dan ALLAH atas segala sesuatu Maha Kuasa. (Artinya tidak ada yang tidak mungkin oleh ALLAH).”

Maka didalam Islam tidak ada unsur Sense of belonging. Ada-nya sense of belonging menyebab-kan kita merasa memiliki. Kalau orang sudah merasaa memiliki, maka satu waktu pasti kehilangan, karena tidak ada yang kekal dimuka bumi ini. Kita baca surah AL Qoshosh (28) : 88 yang berbunyi :

Semua Binasa kecuali ALLAH.
وَلاَ تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ(88) . القصص (28) : 88
Artinya : “ Dan janganlah kamu menyeru Tuhan lain selain ALLAH ! Tiada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu akan binasa kecuali wajah ALLAH. Kepunyaan Dia peraturan itu dan kepadaNya kalian akan dikembalikan.” Al Qoshosh (28):88

Begitu jatuh dari kedudukannya Ferdinand Marcos jatuh sakit. Mengapa ? Karena dalam hatinya ada penolakan . “ This is my belonging !” Tak jauh bedanya dengan Syah Iran.

Mereka yang begitu memasuki masa MPP sebagai pegawai negeri, langsung lesu dan biasanya kesehatan-nya menurun. Bukan sekedar tua, tetapi konsepsi dalam benaknya sudah terganggu. This is my belonging. Maka MPP di-terjemahkan-nya sebagai Mati Pelan Pelan.

Jadi kalau bukan mempunyai Sense of belonging, tentu perasaan apa yang harus kita rasakan ? Semua yang ada dimuka bumi ini hanya-lah titipan ALLAH SWT. Jadi jangan merasa memiliki. Yang ada hanyalah Perasaan diamanati, atau Sense of Entrusting, atau Sense to be Entrusted.” Kita hanya diizinkan untuk hak guna pakai saja, Didalam rasa seperti itu, maka mereka pengemban-pengemban amanat merasa ber-tanggung jawab kepada Pemberi Amanat, yaitu ALLAH SWT. Jadi sekaligus ada Sense of Responsibility. atau Rasa Bertanggung Jawab. Sebaliknya kalau Sense of Belonging, merasa memiliki akibatnya bertindak semau-nya, karena berprinsip : This is my belonging. Maka lebih gila lagi karena merasa memiliki semuanya digondol pulang kerumah.

Kalau mempunyai Sense of Entrusting, atau Sense to be entrusted maka apabila amanat tadi kembali kepada pemiliknya atau kepada orang lain, maka dia pasti rela. Inilah yang dikemuka-kan oleh ALLAH SWT didalam surah Al Hadid (57) : 23 yang berbunyi :

Sikap Muslim menghadapi Dunia.
لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوْا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ(23). الحديد (57) : 23
Artinya:” Agar kalian tidak merasa sedih atas apa yang lepas dari tangan kalian dan tidak terlalu gembira atas apa yang datang. Dan ALLAH tiada menyukai orang orang yang berkhayal kalau mereka gagal dan tidak juga menyenangi orang yang berbangga kalau mereka berhasil.” Al Hadid (57) : 23.

Mengapa bisa bersikap seperti itu ? Karena tidak merasa memiliki. Maka apapun yang terjadi dihadapi-nya dengan biasa biasa saja. : “He takes anything for granted.”

Jadi ini berarti bahwa : Life is a place of temptation.” atau Hidup adalah tempat ujian = اَلدُّنْيَا دَارُ اْلاِمْتِحَانْ = Ujian yang berupa Ketakutan, kelaparan dan kekurangan

Namun perlu kita Ketahui bahwa didalam ajaran Islam ada apa yang disebut : Blessing in disguise atau berkah ALLAH yang disembunyi-kan didalam kesusahan. Seperti ceritera Jabang Tutuko (Gatot Koco semasa bayi) yang dimasuk-kan kedalam Kawah Candra Dimuko. Digodok disepuh untuk mempunyai urat kawat balung wesi. Dan ada pula yang disebut : Cursing in disguise. Ini dapat kita lihat pada surah Al Baqarah (2) : 216 yang berbunyi :

Blessing and Cursing in Disguise.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ. البقرة (2)
Artinya :” Telah ditetapkan bagi kalian untuk berperang, padahal berperang itu sesuatu yang kalian membenci-nya. Namun mungkin apa yang tidak kalian senangi itu sebenar-nya baik untuk kalian. Dan boleh jadi pula yang kalian cintai atau senangi itu adalah buruk untuk kalian. Dan ALLAH Maha Tahu, sedangkan kalian tiada mengetahui-nya.” Al Baqarah (2) : 216.

Cursing in disguise.
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوْا بِمَا أُوتُوْا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُوْنَ(44) . الأنعام (6) : 44
Artinya:” Maka ketika orang orang lupa kepada ALLAH, justru Kami buka pintu keberhasilan untuk mereka. Namun tatkala mereka begitu merasa senang atas apa yang mereka peroleh, Kami datangkan kepada mereka kekejutan, sehingga mereka mencangkung berputus asa.”Al An’aam (6):44

Kita kembali kepada persyaratan shabar yang kedua :
b. Mengapa kita mesti mempunyai daya juang yang tangguh ?
Karena “Hidup adalah tempat perjuangan.” Surah At Taubah (9) : 33, surah Ash Shaf (61) : 9 sama sama berbunyi :

Memperjuangkan Dienul Islam.
هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ . التوبة (9) : 33
Artinya :” Dia-lah ALLAH yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa Al Huda (Al Qur an) dan Dienul Islam
(Sistim Hidup Islam) agar sistim hidup Islam berada diatas seluruh sistim sistim hidup lain-nya. Sekali-pun orang Musyrik tidak senang.”At Taubah (9) : 33 dan Ash Shaf (61) : 9

Kalau begitu kita ingin agar sistim Islam ini berada diatas sistim sistim yang lain, sekalipun orang lain tidak senang. Apa kata orang nanti-nya !? Mau menang sendiri? Tentu kita akan ditinggal-kan orang lain. Maka ALLAH SWT menjawab didalam surah Al Fath (48) : 28 yang berbunyi :

Bergantunglah kepada ALLAH .
هُوَ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا(28) . الفتح (48) : 28
Artinya : “Dia-lah ALLAH yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Al Qur an dan Dienul Haq ( Dienul Islam) agar Dienul Islam tadi berada diatas seluruh pola hidup pola hidup lain-nya. Dan cukup-lah bagi kita ALLAH itu sebagai saksi.” Al Fath (48) : 28.

Jadi kita harus menegak-kan Diemul Islam ini sendirian, yaitu hanya orang beriman semata tidak memerlu-kan bantuan lain-nya. Mengapa? Karena didalam surah Al Anfal (8) : 62 yang berbunyi :

Pertolongan ALLAH dan orang Beriman.
وَإِنْ يُرِيْدُوْا أَنْ يَخْدَعُوْكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِيْ أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِيْنَ
الأنفال (8) : 62
Artinya: “ Dan sekira-nya mereka berbuat culas kepada-mu, maka cukup-lah bagi-mu ALLAH. Dia-lah ALLAH yang akan menolong kamu dengan pertolongan-Nya dan pertolongan orang beriman.”

Ini berarti bahwa ummat Islam tidak boleh mengandal-kan bantuan lain, selain bantuan ALLAH SWT dan bantuan sesama orang beriman.

Untuk menjadi-kan sistim hidup Islam berada diatas sistim sistim hidup lain-nya itu memerlu-kan perjuangan. Maka Hidup itu adalah tempat berjuang = Life is a battlefield =
اَلدُّنْيَا سَاحَةُ الْقِتَالْ. Karena itu kita dalam perjuangan itu memerlu-kan daya juang yang tangguh. Apa lagi kita baca pada surah Al Baqarah (2) : 120 yang berbunyi :

Usaha mempengaruhi Orang Beriman.
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيْرٍ
(120). البقرة (2) : 120
Artinya: “ Dan tidak akan rela kepada-mu orang orang Yahudi dan tidak juga orang Nashara, sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakan-lah:” Sesungguh-nya petunjuk yang terbaik adalah petunjuk ALLAH (bukan petunjuk akal). Kala engkau mengikuti Hawa nafsu mereka sesudah datang kepada-mu pengertian (Islam) maka tidak-lah ALLAH itu akan melindungi-mu dan menolong kamu.” Al Baqarah (2) : 120.

C. Mengapa kita harus active ?
Kita harus active karena hidup adalah “ Tempat Perlombaan.” = اَلدُّنْيَا دَارُ اْلمُنَافَسَةْ اَيْ اَلْمُسَابَقَةْ .Kita baca pada surah Al Baqarah (2) : 148

Hidup adalah Berkompetisi.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيْعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ(148). البقرة (2) : 148
Artinya:” Dan tiap tiap sesuatu, (apa itu golongan, lembaga, atau organisasi atau apa saja ) , mereka itu mempunyai sasaran yang ditujunya. Maka berlumba-lah kalian dibidang kebaikan ( bukan dibidang kejelekan; artinya kita berlumba memakai norma norma yang baik sesuai dengan ajaran Islam ý). Dimana saja kalian berada nanti ALLAH akan mengumpul-kan kalian semua-nya. Sesungguh-nya ALLAH atas segala sesuatu Maha Kuasa.” Al Baqarah (2) : 148

Jadi : Life is a Competition.”= اَلدُّنْيَا دَارُ اْلمُنَافَسَةْ اَيْ اَلْمُسَابَقَةْ Dalam berkompetisi kita harus active. Kalau tidak aktip kita akan terkalah-kan. Bahkan pada surah Al Insyirah (94) : 7 - 8. berbunyi :

Ora et Labora.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ(7)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ(8). الإنشراة (94) : 7 - 8
Artinya:” Maka apabila ada waktu senggang, apabila selesai satu pekerjaan, laksanakan-lah pekerjaan lain. jangan malas, Dan kepada ALLAH engkau menggantung-kan harapan. bukan kepada lainnya”. Al Insyiroh (94) : 7 – 8

d. Mengapa kita harus Creative ?
Didalam ber-kompetisi, apa itu usaha dagang, atau lembaga lainnya, kalau kita tidak creative kita akan tersingkir. Creative didalam Islam ialah Syukur dengan anggota badan.

Syukur itu ada 3 : اَلشُّكْرُ بِاللِّسَانِ atau syukur dengan lidah. Ucapan lidah mengakui peranan ALLAH pada keberhasilan-nya. Kita lihat Ucapan Nabi Sulaiman as pada surah An Naml (27) : 40.

Sulaiman as yang penuh Rasa Syukur
قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيْكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ لِيَبْلُوَنِيْ أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ ِ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْم ٌ.ا لنمل (27) : 40
Artinya :” Berkata seseorang yang ahli dibidang ilmu dari Al Kitab : Aku akan mendatangkan-nya ( singgasana Ratu Balqis) sebelum engkau berkedip. Maka ketika Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapan-nya, Dia berkata :” Ini adalah karunia ALLAH Tuhanku. Dia (ALLAH) menguji aku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barang siapa yang bersyukur, maka syukur itu untuk keuntungan dirinya. Dan barang siapa yang kufur sesungguh-nya ALLAH Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” An Naml (27) : 30.

Orang yang kufur adalah seperti Qarun tersebut pada surah Al Qoshosh (28) : 78.

Qarun yang kufur.
قَالَ إِنَّمَا أُوْتِيْتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِيْ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ القُرُوْنِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلاَ يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ.
Artinya:” Qarun berkata:” Aku mendapat-kan kekayaan-ku ini adalah karena ilmuku ( dia menafikan peranan ALLAH didalam keberhasilan-nya). Apakah dia tidak mengetahui bahwa ALLAH pernah membinasa-kan banyak ummat dari kurun sebelum dia, orang-orang yang sangat kuat dan lebih banyak pula harta yang dikumpulkan-nya. Dan tidaklah orang berdosa itu ditanya lagi tentang dosa dosanya. ( karena sangat jelasnya)”. Al Qoshosh (28) : 78

Ada pula Syukur dengan hati atau الشُّكْرُ بِالْجَنَانِ . Kadang kadang ada orang yang antara lidahnya dengan hatinya berbeda. Barang kali dia bersyukur dengan lidahnya, tetapi hatinya tidak. Orang ini adalah Munafiq. Kita baca pada surah Ali Imran (3):167

Lain yang dilidah, lain yang dihati.
وَلِيَعْلَمَ الَّذِيْنَ نَافَقُوْا وَقِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوْا قَالُوْا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالاً لاَ تَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْإِيْمَانِ يَقُوْلُوْنَ بِأَفْوَاهِهِمْ مَا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُوْنَ . آل عمران (3) : 167
Artinya:” Dan agar ALLAH membukti-kan siapa orang orang yang munafiq, yang ketika dikatakan kepada mereka: “ Berjuang-lah dijalan ALLAH atau bertahan-lah = أَوِ ادْفَعُوْا (fight or defence). Mereka yang munafiq berkata :” Kalau saja kami mengetahui akan menghadapi pertempuran, tentulah kami akan mengikuti kalian. Mereka lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan, Mereka berkata dengan mulut mereka apa apa yang tidak terdapat pada hati mereka. ALLAH Maha mengetahui apa apa yang mereka sembunyi-kan.” Ali Imran (3) :167

Yang terakhir ialah Syukur dengan anggota badan atau اَلشُّكْرُ بِالأَرْكَانِ. Bersyukur dengan anggota badan ialah memanfaat-kan apa saja yang ALLAH SWT karunia-kan sesuai dengan fungsi-nya untuk mencari ke-Ridhoan ALLAH SWT. Kita baca misal-nya pada surah An Nahl (16) : 14 .

Memanfaatkan Lautan dan isinya.
وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ(14) .
النحل (16) : 14
Artinya:” Dan Dia-lah ALLAH yang memudah-kan lautan agar kalian dapat memakan daging yang segar dari padanya; dan mengeluar-kan dari padanya perhiasan yang kalian pakai. Dan kalian melihat perahu berjalan diatasnya dan untuk mencari karunia ALLAH dan agar kalian bersyukur.” An Nahl (16) : 14

Syukur pada ayat diatas ialah memanfaat-kan lautan dan isinya sesuai dengan fungsinya untuk mencari Ridho ALLAH SWT.”

Kita lihat lagi pada surah An Nahl (16) : 78
Memanfaatkan panca indera dan akal.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ(78) . النحل (16) : 78
Artinya :” Dan ALLAH mengeluar-kan kalian dari perut perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui apa apa. Dan Dia menjadi-kan berfungsi pendengaran, penglihatan, pemikiran dan perasaan kalian agar kalian bersyukur.” An Nahl (16) : 78.
Berdasarkan ayat diatas maka berarti bahwa kita harus mengguna-kan pendengaran, penglihatan, pemikiran dan perasaan sesuai dengan fungsi-nya untuk mencari Ridho ALLAH.” Pada surah Al Qoshosh (28) : 73 kita baca :

Memanfaatkan waktu.
وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ. القصص(28) : 73
Artinya :” Dari salah satu kasih sayang-Nya, ALLAH menjadi-kan bagi kalian malam dan siang. Agar kalian dapat bertenang tenang padanya (pada malam hari) dan agar kalian dapat mencari karunia ALLAH (pada siang hari), dan agar kalian bersyukur.” Al Qoshosh (28) : 73.

Jadi bersyukur dalam ayat diatas ialah memanfaat-kan waktu malam dan siang sesuai dengan fungsi-nya untuk mencari Ridho ALLAH SWT. Pada surah Ar Rum (30) : 46.

Manfaatkan angin atau udara.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيْقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ(46). الروم (30) : 46
Artinya: “ Dan dari sebagian ayat-ayat-Nya. bahwa ALLAH menurunkan angin sebagai berita baik agar dikenakan kepada mereka sebagian dari kasih sayang-nya. Dan diperjalankan-nya kapal dengan urusannya. Untuk mencari karunia ALLAH dan agar kalian bersyukur.” Ar Rum (30) : 46.

Jadi bersyukur ialah memanfaat-kan angin atau udara sesuai dengan fungsinya untuk mencari Ridho ALLAH SWT. Pada surah Ibrahim (14) : 7 berbunyi :

Syukur = Tambah Nikmat.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
إبراهيم (14) : 7
Artinya: “ Dan ketika ALLAH Tuhan kalian memberi tahu kepada kalian: Jika sekiranya kalian bersyukur, benar benar akan Aku tambah nikmat-Ku kepada kalian. Dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku benar benar sangat pedih.”

Manfaatkan kesempatan.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ(7)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ(8). الإنشراح (94) : 7 - 8
Artinya:” Maka Apabila selesai satu persoalan dan lowong waktumu, maka bekerja keraslah engkau. Dan kepada ALLAH Tuhan-mu saja kamu berharap.” Al Insyirah (94) :7–8.

Jadi kesimpulan dari ayat ayat tersebut diatas, maka Syukur dengan anggota badan ialah kreatip. Artinya memanfaat-kan apa saja yang dikaruniai ALLAH SWT semaksimal mungkin sesuai dengan fungsi-nya untuk mencari Ridho ALLAH. Hanya orang yang kreatip-lah yang akan mendapat-kan inovasi-inovasi baru. Dan itu akan menimbul-kan kenikmatan. Vide surah Ibrahim (14) : 7 diatas.

Makna Sholat :
Adapun Sholat yang harus pertama-tama kita ketahui ialah apa tujuan dari sholat tadi. Mari kita lihat surah Thoha [20] : 14 yang berbunyi:
Sholat untuk mengingat ALLAH
إِنَّنِيْ اَنَا اللَّهَ لآإِلَهَ إِلاَّ اَنَا فَاعْبُدْ نِيْ وَاَقِمِ الصَّلآةَ لِذِ كْرِيْ. طه (20) : 14
Artinya:" Sesungguh-nya Aku-lah ALLAH, tiada Tuhan selain Aku. Maka beribadah-lah kepada-Ku. Tegakkan-lah sholat untuk mengingat Aku." Thoha (20) : 14.

Mari kita bertanya kepada ALLAH SWT. Kalau sholat untuk mengingat Engkau Ya ALLAH; maka mengingat Engkau untuk apa ?" Dijawab oleh ALLAH SWT dalam surah Ar Ro'du [13] : 28 yang berbunyi :

Mengingat ALLAH untuk Tenang.
اَلَّذِيْنَ آمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِ كْرِ اللَّهِ اَلآ بِذِ كْرِاللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
الرعد (13) : 28
Artinya:" Mereka yang beriman itu tenang hati mereka karena mengingat ALLAH. Hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenang." Ar Ro’du (13) : 28

Kita boleh meneruskan bertanya : "Mengapa saya sudah sholat, hati ini tak juga tenang?" Ini mungkin disebab-kan karena sholat kita tidak sesuai dengan cara Rasul ALLAH saw sholat, sebagaimana Rasul saw berucap :

Sholat Rasul.
صَلُّوْا كَمَارَاَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّى .رواه البخاري
Artinya:" Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku sholat!" HR.Bukhori.

Sudahkah kita Sholat sebagaimana Rasul ALLAH Sholat?
Untuk itu kita memerlu-kan memeriksa Hadits-Hadits yang shohih. Kalau kita sudah sholat sebagaimana Rasululloh saw Sholat, masih juga kita tidak mendapatkan ketenangan atau kebahagiaan. Mengapa? Kiranya kita belum mengamalkan Hadits Rasul yang berbunyi :

Sholat = Dialog
إِذَا كَانَ اَحَدُ كُمْ فِى الصَّلآةِ فَإِنَّهُ يُنَاجِيْ رَبَّهُ
Artinya:" Jika seseorang dalam keadaan sholat sesungguh-nya dia sedang berdialog dengan ALLAH Tuhan-nya." HR.Bukhari dan Muslim.
Sudah-kah sholat kita, kita jadikan dialog dengan ALLAH ?
Kalau kita sudah menjadi-kan sholat kita dialog dengan ALLAH SWT, akan tetapi belum juga mendapat ketenangan atau kebahagiaan., apakah konon sebabnya ? Sebabnya sesuai dengan surah Al Baqoroh [2] : 45 diatas, yakni tidak memenuhi persyaratan khusyu', yakni :

khusyu’, Sholat menjadi Ringan
.......وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ .........
Artinya: “ Dan sesungguhnya sholat itu berat, kecuali bagi orang yang khusyu’”
Persyaratan Khusyu’:

Menurut Imam Al Ghazali bahwa persyaratan khusyu’ itu ada sebanyak tujuh buah. Apabila kita memenuhi persyaratan khusyu” tadi In Sya ALLAH sholat kita akan khusyu’ dan dengan demikian kita tentu akan merasakan nikmat-nya melaksana-kan sholat itu.
Karena itu agar sholat kita khusyu, seyogia-nya kita harus memenuhi persyaratan khusyu’ yang tujuh macam ini. Insya ALLAH dari kekhusyu’an sholat inilah bermula segala kenikmatan hidup kita. Amin ya Robbal “alamin.

1. تَفَهُّمُ = Memahami
Memahami betul apa yang kita baca didalam sholat, sejak mulai takbir sampai dengan salam. Vide An Nisaa' [4] : 43.

Memahami seluruh bacaan Sholat.

Artinya :” Wahai orang orang yang beriman, janganlah kalian mendekati sholat tatkala kalian sedang mabuk, sampai kalian mengerti apa yang kalian sebut. Dan jangan pula kalian menghampiri Mesjid kala kalian dalam keadaan junub, sehingga kalian mandi. Kecuali kalau kalian sekedar meliwati saja. Dan kalau kalian dalam keadaan sakit atau dalam keadaan bepergian, ataupun salah seorang kalian datang dari tempat buang air, atau menggauli isterinya dan tidak mendapatkan air, maka bertayamum-lah dengan debu yang bersih. Lalu sapulah muka kalian dengan tangan kalian, Sesungguh-nya ALLAH itu sangat Pemaaf dan Pengampun.” An Nisa (4) : 43

Memahami betul apa yang kita baca sejak takbir sampai dengan salam. Kalau Tidak mengerti apa yang kita sebut, mabuk namanya.

خَوْفٌ . 2 = Merasa takut
Merasa takut kalau-kalau ibadah kita ditolak. vide As sajdah [32] : 16

Berdo’a dengan Harap dan Takut.

Artinya :” Mereka yang taat itu lambung-nya jauh dari tempat tidur. (sering bangun malam untuk bertahajjud 17:79) .

Dan mereka berdo’a kepada ALLAH SWT dengan rasa takut dan penuh harapan. Sedang-kan sebagian dari rezeki yang ALLAH SWT berikan kepada mereka, mereka infaqkan.” As Sajdah (32):16.

Pada surah Al Furqon (25) : 77 berbunyi :
Berdo’a itu Perlu.
قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّيْ لَوْلاَ دُعَاؤُكُمْ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُوْنُ لِزَامًا. الفرقان
Artinya : “ Katakan-lah olehmu. ALLAH tidak perduli kepada-mu kecuali kalau kamu berdo’a. Maka benar benar kalian telah mendustakan-Nya, maka wajarlah kalau kalian mendapat siksaan-Nya.”

رَجَاءٌ . 3 = Berharap
Mengharapkan karunia ALLAH vide.As Sajdah [32] : 16
Dua persyaratan Do’a.

تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ
Artinya:”Mereka menjauhkan lambungnya dari tempat tidurnya (melaksana-kan sholat tahajjud 17:79 ). Mereka berdo’a kepada ALLAH Tuhan mereka dengan rasa takut dan harapan dan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka, mereka infakkan”.

Seorang muslim menganggap bahwa dia tidak berdaya tanpa bantuan ALLAH. Karena itu dia memerlukan bantuan ALLAH SWT.

حَيَاءٌ . 4 = Merasa malu
Merasa malu menghadap ALLAH karena dosa keliwat banyak, amal secuil, iman serambut dibelah tujuh, sedangkan nikmat yang ALLAH berikan tidak ternilai. Betapa tidak malunya kita menghadap ALLAH tatkala kita sholat. Vide An Nahl (16) : 18.
Kenikmatan begitu Banyak.

وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللَّهِ لاَ تُحْصُوْهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ. النحل (16) : 18
Artinya:” Jika kamu hitung hitung nikmat ALLAH, tidak akan dapat kalian menghitung-nya. Sesungguh-nya ALLAH itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”

تَعْظِيْمٌ = . 5Merasa hormat
Ada perasaan hormat kala kita menghadap ALLAH SWT. Kita tatkala sholat berhadapan dengan ALLAH Tuhan yang gagah dan perkasa serta mulia. Ketika kita menghadap ALLAH SWT, yang Maha Perkasa, Bijaksana, yang mampu memaksa, apakah kita tidak merasa hormat ?

Kita lihat pada surah Al Hajj [22] : 32
Menghormati syi’ar ALLAH

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ .الحج (22) : 32
Artinya:” Yang demikian itu, maka barangsiapa yang membesarkan syi’ar syi’ar ALLAH maka sesungguh-nya itu suatu bagian dari ketakwaan hati.”

هَيْبَةٌ . 6=Merasa kehebatan ALLAH
Ada perasaan Hebatnya ALLAH SWT kala kita sholat.Vide
Al Ghosiyah (88) : 1-7

Hari hari yang kelam.
هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِ(1)وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ(2)عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ(3)تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً(4)تُسْقَى مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ(5)لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلاَّ مِنْ ضَرِيْعٍ(6)لاَ يُسْمِنُ وَلاَ يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍ. الغاشية (88) : 1 - 7
Artinya :” Bukankah pernah datang kepada kamu satu berita yang menggempar-kan ? Muka muka pada waktu itu tampak tiada berani menengadah. Padahal mereka didunia bekerja sangat lelahnya. Mereka akan memasuki api yang sangat panas. Tidak ada bagi mereka makanan kecuali duri-duri yang tajam. Yang tidak menggemuk-kan dan tidak menghapus rasa lapar.”

Ketika seorang Ulama Besar di Basrah sekitar abad ke 8 Hijriyah mengimami sholat para muridnya dengan membaca ayat surah Ghosiyah diatas, maka pingsanlah beliau. Ketika beliau siuman, ditanya oleh para muridnya.: Apa konon yang menyebab-kan guru pingsan tatkala membaca surah tadi ? “

Hasan Al Bisri menjawab :” Aku merasakan kehebatan ALLAH SWT kala itu, dan seakan akan ALLAH SWT mengancam aku dengan neraka. Aku merasa seakan akan ALLAH SWT mencipta-kan neraka itu untuk aku, Hasan Al Bisri seorang. maka tiba tiba aku tidak sadarkan diri..

Rasul ALLAH Saw adalah orang yang paling ramah dan selalu menolong orang lain. Menerima keluhan orang lain. Namun ada satu waktu beliau tidak memperhati-kan orang lain. Kalau tiba beberapa saat lagi akan melaksana-kan sholat, beliau tidak bisa ditegur. Sampai sampai Umar menegur beliau sambil bertanya :”

Ya Rasul ALLAH, mengapa tiap kali mendekati sholat kami seakan akan tidak mengenal engkau dan engkau tidak mengenal kami ?” Rasul Saw balik bertanya :” Wahai Umar, pernahkah engkau berhadapan dengan Kaisar Romawi atau Kaisar Persia?

“Pernah, ya Rasul ALLAH tatkala kami berdagang kesana.” Rasul meneruskan bertanya :” Bagaimana perasaanmu kala engkau beberapa saat lagi akan menghadap Kaisar tadi ?” Umar menjawab :” Aku merasa agak gugup juga ya Rasul karena kehebatan beliau.”

Rasul ALLAH Saw tertawa sambil berkata :” Itu baru Kaisar wahai Umar. Apa lagi ALLAH yang nyawaku ditangan-Nya. Aku merasa Hebatnya ALLAH SWT, sehingga kadang kala aku lengah untuk menjawab orang lain.”

Dari ceritera tadi maka pantaslah kita bertanya kepada diri kita sendiri. Sudahkah kita pada saat tegak menjalan-kan sholat, merasakan kehebatan ALLAH SWT dihati kita ???

حُضُوْرُ الْقَلْبِ 7 ِ=Hadir hati
Hadir hati kita atau sadar hati kita atas sikap, omongan dan tindak kita tatkala kita melaksana-kan sholat. Jangan sampai pikiran dan perasaan kita terbang entah kemana. Jadi berarti kita harus menyadari bahwa kita sedang sholat dan mengikuti bacaan kita dengan hati dan fikiran kita.

Seandainya kita membaca surah yang dibawah ini, yakni Surah An Nabaa [78] : 38.
Hari gonjang ganjingkan Hati.

يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلاَئِكَةُ صَفًّا لاَ يَتَكَلَّمُوْنَ إِلاَّ مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَانُ وَقَالَ صَوَابًا
(38) . النبآء (78) : 38
Artinya :” Pada Hari Para Arwah dan Malaikat berdiri dihadapan ALLAH bershaf shaf. Tidak ada yang berbicara, kecuali yang diizin-kan oleh ALLAH Yang Maha Rahman. Dan kalaupun dia berkata, maka dia berkata apa adanya.” (tidak mungkin berdusta”.
Mengapa ? Karena hari itu semua rahasia terbuka . Vide surah Ath Thoriq (86) : 9 yang berbunyi :

Segalanya Terbuka
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ(9). الطارق (86) : 9
Artinya:” Pada hari dimana tidak ada rahasia lagi.”

Namun perlu kita ketahui bahwa pada diri kita ini ada dua pembisik, yang selalu mempengaruhi kita. Maka tatkala kita sholat kedua pembisik itu selalu membisik-kan kedalam hati kita. Akibat dari bisikan syaithan, kita seringkali tidak khusyu’ didalam sholat kita. Dia selalu menggoda kita. Maka berta’awudz-lah.
Dua Pembisik.

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيْعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيْبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيْعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيْقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ الْأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. رواه الترمذي

Artinya: “Berkata Rasul ALLAH saw. sesungguh-nya Syaithan membisik-kan anak Adam, dan Malaikat-pun membisik-kan pula, Adapun bisikan Syaithan maka dia menjanjikan yang jelek jelek dan mendusta-kan yang Haq. Adapun Malaikat maka dia menjanji-kan yang baik baik dan membenar-kan yang Haq. Maka barang siapa yang mendapati yang demikian maka hendak-lah dia ketahui bahwa sesungguh-nya itu datang dari ALLAH . Dan barang siapa yang mendapati selainnya maka hendak-lah dia berlindung diri kepada ALLAH dari Syaithan yang terkutuk.” HR.Tirmidzi

Kalau sudah memenuhi persyaratan Khusyu’ semuanya masih juga belum datang ketenangan, rupanya sudah waktunya dia pergi ke Psychiater untuk memeriksa-kan dirinya. Sebab ALLAH SWT menyatakan pada surah Al Baqoroh [2] : 38 yang berbunyi:
ketenangan Hati.

قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلآ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلآ هُمْ يَحْزَنُوْنَ . البقرة (2) : 38
Artinya : " Kami berfirman :" Turunlah kalian daripada taman itu semuanya. Maka apa bila datang petunjuk dari pada-Ku, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku itu, pasti tidak ada rasa takut dan duka cita."

Ini berarti tidak gelisah tetapi mendapat ketenangan alias bahagia. Semoga!!!!!

Maka dengan shabar dan Sholat tercipta-lah Insya ALLAH cita cita kita semua. yakni Sukses dan Bahagia.
Amin ya Robbal Alamin.

Maka pendidikkan untuk pemula, sebagai Pembentukkan Kepribadian yang Islami ialah, mendidik diri kita untuk memahami Tentang Shabar dan Sholat. Shabar akan membentuk ketahanan Fisik, sedangkan Sholat mendidik ketahanan mental dan Keyakinan kepada ALLAH SWT.

Mari kita sama berusaha mencari ke Ridhoan ALLAH SWT. semoga kita mendapatkan-nya.Amin ya robbal `aalamiin.

وَءَاخِرُ دَعْوَى نَا اَنِ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ